Ahad, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 22 September 2019 17:15 wib
4.448 views
Menikmati Zona Nyaman
Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)
Pascareformasi 1998 hingga 2019 dunia kampus rupanya sedang enak-enaknya menikmati zona nyaman.
Sepanjang dua dasa warsa mereka disibukkan dengan dunia akademis, sehingga nyaris rasa kepedulian sosialnya terdegradasi. Hilang daya kritisnya terhadap kebijakan-kebijakan rezim yang tak berpihak kepada kepentingan umum.
Sangat jauh berbeda dengan gerakan-gerakan mahasiswa pada tahun-tahun sebelumnya. Ambil contoh terdekat gerakan mahasiswa 78 dan 98. Kurun waktu dua dasa warsa tersebut, sangat terasa kepekaan mahasiswa terhadap perkembangan kehidupan sosial di sekitarnya masih dapat diandalkan masyarakat dalam mengritisi kebijakan rezim.
Gerakan mahasiswa 78 dan 98 merupakan gerakan murni dunia kampus yang dapat dikatakan belum tercemari virus-virus yang menggerogoti daya kritisnya.
Sangat ironis memang jika para penghuni dunia kampus mau berkaca diri tentang munculnya fenomena gerakan emak-emak militan yang menginginkan perubahan.
Penulis yang termasuk pelaku gerakan mahasiswa 78 merasa miris jika kalangan dunia kampus dilecehkan dengan viralnya di media sosial beberapa bulan lalu, yang berisi kata-kata:
Karena saat ini mahasiswa sedang tidur nyenyak maka perannya digantikan emak-emak militan berujuk rasa. Dan lain sebagainya dengan gaya dan narasi yang berbeda yang subtansinya sama mahasiswa sedang tidur.
Pertanyaannya, sampai kapan dunia kampus masih mau menikmati zona nyamannya?
Kemurnian daya kritis kalian melalui gerakan mahasiswanya masih diharapkan oleh masyarakat bisa tampil ke depan dalam menyampaikan aspirasinya.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!