Selasa, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 30 Juli 2019 08:18 wib
5.863 views
Kamu Bukan Muslim
PEMERINTAH Indonesia menyediakan ratusan armada bus untuk mengantar jamaah haji Indonesia dari Masjidl Haram ke hotel, dan sebaliknya.
Armada dengan nama "Bus Shalawat" ini beroperasi 24 jam selama musim haji. Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bermitra dengan 2 perusahaan bus, yaitu Rawahel dan Saptco.
Layanan transportasi shalawat ini khusus untuk jamaah haji Indonesia. Tidak boleh ada jamaah haji asal negara lain yang turut menikmati fasilitas ini. Beberapa negara, seperti Turki dan India, menyediakan pula layanan angkutan ini bagi jamaahnya, hanya jumlahnya jeuh lebih sedikit dibanding Indonesia.
Sebagai petugas haji di bidang transportasi shalawat, saya sejak awal sudah mengantisipasi akan kehadiran jamaah haji negara lain yang turut menumpang fasilitas ini. Karena pekerjaan ini adalah amanah, maka sepahit apapun resikonya, harus tetap dijalankan dengan sepenuh hati.
Jelang puncak haji, pekan ini jamaah haji dari seluruh dunia sudah mulai memadati tanah haram. Hotel-hotel yang dihuni oleh jamaah haji Indonesia hampir penuh kedatangan jamaah.
Ada banyak jamaah haji negara lain yang menempati hotel-hotel di sekitar wilayah hotel jamaah haji Indonesia. Ada jamaah haji dari Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Sebagian Asia Tenggara. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi petugas transportasi shalawat. Sebab, para jamaah haji dari negara lain ini akan ikut naik bus shalawat.
Tempat tugas saya di rute 11, jurusan Misfalah-Jiad. Bus yang tersedia di jalur ini ada 88 armada. Jarak antara hotel jamaah haji Indonesia di tempat ini menuju ke Masjidil Haram berkisar antara 2,5 hingga 3 km. Jika berjalan kaki, akan melelahkan para jamaah.
Ada rasa tak tega ketika mencegah jamaah haji asal negara lain yang mau ikut naik bus shalawat. Tapi ini adalah amanah yang harus saya lakukan. Harus dijalani.
Ada beberapa jamaah negara lain yang paham. Ketika dijelaskan bahwa angkutan ini khusus disediakan untuk jamaah haji Indonesia, mereka tidak jadi naik. Tapi banyak juga yang ngeyel. Ketika dicegah untuk naik, mereka menyeberang jalan, dan naik dari tempat yang lain. Setiap hari selalu begitu.
Senin (29/7/2019) siang, saat ada 1 armada yang sedang berhenti di depan halte tempat saya bertugas, saya periksa bus tersebut, dan didapati sekitar 7 orang jamaah haji negara lain. Dari raut mukanya, kelihatan mereka orang Asia Tengah pecahan negara Uni Soviet.
Kepada mereka, saya sampaikan dengan bahasa Inggris ala kadarnya, bahwa bus ini khusus untuk jamaah haji Indonesia. Salah satu diantara mereka mengatakan, "Kita ini muslim, semua bersaudara. Kenapa saya tidak boleh naik bus ini?."
"Iya. Kita semua muslim. Saya muslim. Kamu juga muslim. Tapi ini adalah aturan yang sudah ditetapkan. Bus ini hanya disediakan untuk jamaah haji Indonesia," kata saya.
Karena tidak mau turun, saya terpaksa meminta dengan sangat kepada mereka, "Mohon maaf, silahkan segera turun."
Kelihatan dari raut wajahnya menandakan kekesalan. Sambil jalan turun, salah satu dari mereka ada yang ngucap, "Kamu bukan muslim."*
Budi Marta Saudin
Petugas haji Indonesia bidang transportasi tahun 2019
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!