Sabtu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Juli 2019 12:55 wib
4.600 views
Mungkinkah Jadi Negara Maju?
“Saya dan Pak Kiai, ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan rakyat pada kami berdua, untuk melanjutkan tugas mengemban amanat kepercayaan rakyat, membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia yang maju, bermartabat sejajar dengan negara lain di dunia”, ujar Jokowi setelah Rapat Pleno KPU, yang digelar setelah sidang putusan mengenai sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK). Jokowi dan Ma’ruf Amin resmi ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2014. Dengan demikian, Jokowi akan menjabat sebagai Presiden untuk kali kedua.
Tuturnya terdengar indah sekali, seakan harapan hanya ada padanya. Mungkin cukuplah membuat bangsa tenang, setelah panas kepala akibat lika-liku kemarin. Tetapi bila difikir, hanya sebuah omong kosong jika hanya untuk kembali menyatukan kepala orang-orang yang sempat terpisah. Kalimat semacam itu, ditujukan agar kepercayaan rakyat kembali padanya, tanpa sebenarnya melihat bahwa maksud baiknya itu terlalu terdengar kabur... Why?? karena maksud baik tanpa tujuan adalah nol.
Indonesia maju, sejajar dengan negara lain di dunia! Apakah mungkin?! Ya.. TENTU, tetapi TIDAK mungkin untuk keadaan saat ini. Ada apa dengan keadaan saat ini?
Dari semua visi dan misi seseorang untuk membangun negeri, tidak ada yang salah dan sungguh sangat mulia, tetapi balik lagi maksud baik tanpa tujuan adalah nol. Jika untuk berkata indah dan berangan-angan indah kemungkinan semua pasti bisa, tetapi disini diperlukan suatu tujuan yang dapat berjalan dan mengubah. Dari semua niat yang terucap dipastikan akan hanya terus mengambang, ya.. karena ibarat kemarin telah salah, hari ingin berubah, tetapi jalan yang ditempuh masih sama dapat dikatakan ZERO tidak berarti!
Dapat kita dipastikan, aturan negri kedepan masih sama.. lantas apa yang akan berubah?, aturan yang dimaksud bukan perundang-undangan (itu mah ngak usah ditanya lagi, dapat berubah sesuai suasana), yang dimaksud semua aturan lagi-lagi dari si pembuat kerusakan dibumi Allah SWT (manusia), jadi apa yang akan berubah? Ibarat maju kena mundur kena.
Saat ini, negara yang banyak orang cerdasnya ini seharusnya banyak berfikir. Berfikir mengapa kita selalu adem-adem saja, ya.. karena kita ada di ZONA NYAMAN. Zona dimana aku dan duniaku, kamu dan duniamu. Tidak peduli dan tidak pernah mau membuka mata, nyaman dibawah kezholiman.
Tidak mungkin maju karena semua masih sama, tidak ada perubahan. Mungkin hanya nampak di permukaan, perubahan dari wajah, tetapi hati masih tetap sama. Kita harusnya paham, bahwa Indonesia kita tercinta, berada diposisi yang tidak beranjak yakni pengekor. Tidak pernah punya pondasi (apa-apa dari luar), aturan rumah sendiri kok nanya nya sama tetangga. Semua diadopsi dari luar, sampe sistem nya pun dari luar. Yapss! Sistem sekuler si pilar kecurangan. Sebenarnya sih pada sadar, makanya disebut pengekor.
Itulah kenyataan, Welcome to reality! (kenapa? baru sadar?..)
Negara kita memang lagi go to international ceritanya, oh jelas.. sebab sekarang kita lagi jadi center (pusat), ya center dong.. CENTER PENJAJAHAN Si kapitalisme global. Lantas apanih solusi nya, kalo mau bahas masalahnya pecah ni kepala, give me solution! (itu perkataan yang cocok untuk orang cerdas saat ini, sebab yang adem-adem barti lagi ngak mikir. Atau bacanya lurus-lurus saja).
Kita benar-benar tidak harus menyalahkan siapa-siapa disini karena semua manusia, pemimpin rakyat semua manusia yang semuanya ingin yang terbaik, tetapi kebaikan untuk negeri tidak dapat diraih dengan keburukan, kebengisan, kecurangan, dan pembodohan. Lantas apa yang kita harapkan dari sistem yang ada sekarang ini, kita orang baik kan? Kita ingin kebaikan buat negri kan? Kebaikan untuk umat manusia kan?.. dengan sistem yang buruk, bengis, curang dan bodoh? NO WAY!!!
Sebenarnya kenapa repot cari solusi, kita hidup di dunia beserta hati untuk merasakan, otak untuk berfikir, aturan untuk dijalankan dan pahala beserta surgaNya sebagai jaminan, dan terakhir masalah beserta solusi. Nanya solusi ke luar, gimana mau dapat yang benar, sedangkan mereka juga banyak masalah.. kita turun dengan Islam kita, maka semua harus bersandar padanya. seorang muslim menyelesaikan masalah nya dengan ideologi islamnya, bukan ideologi yang tercipta dari kejeniusan manusia.
Apabila ideologi Islam yang datang dari Ilahi Rabbi tersebut menjadi dasar negeri ini, akan ada suatu perubahan besar yang terjadi. Reposisi Indonesia menjadi negara mandiri dan kuat, pasti terwujud. Sebab yang paham kekurangan dan kelebihan manusia hanya Allah SWT, yang mengubah keadaan juga Allah SWT, jadi tidak ada alasan untuk memisahkan agama islam dengan kehidupan. Masalah dicabut juga karena kehendak Allah SWT. Jadi berpeganglah padaNya.*
Andi QurratuAini
Pelajar, 16 tahun
Twtr @andi_aini
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!