Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.316 views

[Story Hamka-3] Hamka: Cara dan Guru Menulisnya

Oleh: Roni Tabroni*

Hamka yang masih remaja sudah terbiasa dengan perjalanan jauh seorang diri. Ketika panggilannya masih Abdul Malik (bahkan hanya Malik saja), kecintaan terhadap ilmu begitu tinggi.

Yang membedakan Malik dengan ayahnya Haji Rosul terletak pada metode belajar. Malik tidak suka denga belajar yang hanya di dalam ruangan dengan metode ceramah (monolog).

Malik sejak kecil selalu ingin mengeksplorasi ilmu, berdiskusi, dan belajar secara dinamis. Bahkan pada Malik sangat suka belajar secara otodidak, menghabiskan waktu dengan membaca di Bibliografi (perpustakaan).

Baginya cara pengajara yang dilakukan di Tawalib atau Surau terlalu kolot baginya. Setelah melalui dinamika yang cukup alot, suatu saat Malik ingin mencari pengalaman lebih dan wawasan yang berbeda dengan yang sedang diajarkan di Padangpanjang.

Jawa adalah pilihan Malik untuk menuntut ilmu sekaligus pengalaman baru itu. Walaupun jaraknya sangat jauh, namun Haji Rasul mengijinkan karena anaknya ini sudah terbiasa perjalanan jauh (oleh Haji Rosul, Malik juga disebut si bujang jauh).

Namun, perjalanan kali ini Haji Rasul merekomendasikan Malik untuk berangkat bersama dengan sodagar kaya Marah Intan yang juga akan berangkat ke Yogyakarta untuk kepentingan bisnis.

Haidar Musyafa dalam novel “Biografi Hamka” mencatat bahka keberangkatan Malik ke Yogyakarta merupakan pilihan Haji Rasul agar Malik disana bertemu pamannya yang bernama Ja’far Amrullah. Awalnya Malik ingin melakukan perjalanannya ke Pekalongan untuk menemui iparnya Sutan Mansur.

Sesampainya di Yogyakarta, Malik langsung diberikan pencerahan oleh pamannya tentang bermacam-macam perkumpulan (organisasi) yang sedang berkembang di Jawa. Dua di antara perkumpulan itu adalah Syarikat Islam dan Muhammadiyah.

Narasi peradaban Jawa yang disampaikan pamannya itu membuat Malik semakin bergairah. Tidak sabar rasanya Malik ingin segera dipertemukan dengan tokoh Muhammadiyah dan SI.

Kekaguman pertama ketika Malik mengikuti majelis yang menghadirkan tokoh puncak SI yaitu HOS Tjokroaminoto. Malik begitu terkesima dengan pidatonya. Di hari yang lain pamannya juga membawa Malik bertemu dengan tokoh Muhammadiyah Ki Bagoes Hadikoesoemo. Darinya malik terkagum-kagum dengan cita-cita luhur dan perjuangan Muhammadiyah yang mengambil jalur pendidikan, sosial dan kebudayaan.

Di tahun 1925, di usianya yang masih 17 tahun, Malik dengan bangga mendaftar menjadi anggota SI dan Muhammadiyah. Setiap hari Malik turut aktif mendalami ilmu dari tokoh-tokoh dua organisasi Islam ini. Sejak saat itu pula, selain belajar agama, Malik pun mendalami keterampilan berpidato. Sedikit demi sedikit kemampuan pidato Malik semakin terasah, hingga dianggap mahir untuk ukuran orang seusianya.

Namun, dalam pengamatan Malik, ada satu metode dakwah yang belum bisa dilakukannya yaitu menulis. Sedangkan saat itu Muhammadiyah sudah punya Majalah. Banyak juga para pengurus SI dan Muhammadiyah yang menulis di media-media lokal. Tapi Malik merasa dirinya tidak bisa melakukannya.

Sadar kekurangannya, Malik memberanikan diri untuk diajari menulis oleh Tjokro. Tetapi tokoh sentra SI yang hebat orasinya itu justru merekomendasikan Malik untuk belajar menulis dan Jurnalistiknya di Bandung.

Malik sempat heran, megapa belajar tulis-menulis harus ke Bandung? Tjokro menjelaskan bahwa di Bandung ada tokoh pembaharu Islam yang pandai menulis. Kepadanyalah Malik harus berguru.

Besok harinya, Malik beserta kader SI yang lain bertolak ke Bandung menggunakan kereta. Setelah tiba distasiun Bandung, Malik dijemput para pemuda menaiki mobil, meluncur ke sebuah rumah yang beralamat di Jl. Lengkong Besar No. 90 Bandung.

Tiba di rumah yang cukup luas itu, Malik disambut seorang pemuda yang mengenalkan dirinya Mohammad Natsir. Kemudian di Bandung pula Malik berkenalan dengan A. Hasan.
Natsir dan A. Hasan dikenal sebagai pemuka agama dengan corak pembaharuan yang aktif berdakwah selain di atas mimbar, juga lewat tulisan (media).

Di Bandung, A. Hasan, selain menyusun berbagai buku, juga menerbitkan sebuah majalah Islam yaitu Pembela Islam. Dalam melakukan dakwah bi al qalam nya, A. Hasan seringkali melakukan sendiri, mulai dari menulid, mencetak, sampai mengedarkannya.

Di tempat inilah Malik yang kemudian dikenal sebagai Hamka yang super produktif ini belajar ilmu menulis dan jurnalistik. Malik dilatih secara konsep dan teknis. Dipaksa untuk menulis sebuah tulisan, namun gagal. Diulangi lagi, diulang lagi dan lagi. Hingga tulisan kesepuluh, Natsir menyatakan tulisan Malik dianggap layak untuk diterbitkan.

Setelah dianggap cukup mendapatkan ilmu menulis dan jurnalistiknya, Malik kembali ke Yogyakarta. Namun beberapa saat kemudian Malik kembali ke Padangpanjang, untum membantu ayahnya berdakwah di sana.

Di tenga kesibukannya berdakwah dan menuntut ilmu di Padangpanjang, Malik punya cita-cita untuk naik haji. Karena tidak mau merepotkan ayahnya, Malik harus mengumpulkan uang sendiri. Selain bekerja, Malik kemudian sering menulis di beberapa media di Yogyakarta dan media di Bandung. Honor tulisannya terus ditabung.

Dua keterampilan (pidato dan menulisnya) diamalka dengan membuat sekolah pidato di Padangpanjang. Semua orang yang sedang berpidato itu kontennya dicatat oleh Malik. Maka dari catatan-catatan itulah lahir buku pertamanya yaitu buku kumpulan pidato.

Langkah kecil Malik dalam mengumpulkan isi pidato dari teman-temannya itu menjadi pertanda perjuangan Islam yang tidak luput dari kegiatan menulisnya.

Langkah kecil Malik ini juga mengingatkan kita pada cara berfikir tentang arti proses yang berangkat dari keinginan kuat. Karena dari cara sederhana itulah kemudian Malik yang populer sebagai Hamka melahirkan 115 buku bahkan Musyafa menyebutnya 120 buku yang terus dibaca dan diamalkan bukan hanya di tanah air, tetapi juga di berbagai negera lain. Termasuk tafsir al-Azhar yang fenomenal itu. [syahid/voa-islam.com]

*) Penulis adalah Dosen Prodi Ilmu Komunikasi USB YPKP, UIN SGD Bandung dan Pengurus MPI PP Muhammadiyah

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X