Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.014 views

Sistem Zonasi, Wajah Buram Pendidikan Indonesia

Oleh: Rismayanti Nurjannah

"Sistemnya sangat merugikan. Rumah hanya berjarak kurang dari 600 meter, tidak diterima juga. Mau ambil SMA yang lebih jauh, skor jaraknya pasti berkurang. Dan kalaupun sekolah jauh, ujung-ujungnya siswa yang repot dan ongkos menjadi lebih mahal," kata Rini sebagaimana yang dirilis tirto.id (10/07/18). "Ngapain belajar. Mending pindah rumah dekat sekolah yang diinginkan. Teman-teman saya yang pintar, NEM di atas 300, kalah sama yang NEM-nya 130, rumah dekat [sekolah yang dipilih]," keluh netizan di akun Instagram Kemendikbud, Muhadjir Effendy.

Polemik sistem pendidikan di negeri ini rasanya tak kunjung usai. Solusi yang ditawarkan pun belum menjadi solusi yang solutif. Bersifat tambal sulam, masalah tak tertangani dengan tepat. Sistem zonasi PPDB misalnya. Seolah menjadi solusi, nyatanya kerap kali ditemukan berbagai permasalahan di lapangan.

Misalnya, masalah yang berkaitan dengan kewajiban menerima 90% calon siswa yang tinggal di lokasi dekat sekolah. Hal ini membuat sekolah kelebihan peminat karena berada di kawasan yang padat penduduk. Berbeda dengan sekolah yang jauh dari konsentrasi pemukiman warga. Sepi peminat hingga kekurangan peserta didik. Sebagaimana yang terjadi di 12 SMP di Solo, Jawa Tengah atau di 53 SMP di Jember, Jawa Timur.

Sekolah Unggulan Vs Sekolah Biasa

Tidak dimungkiri, kebijakan yang digalakan Pemerintah baik adanya. Yakni, menghilangkan kastanisasi sekolah favorit dan tidak favorit. Hanya saja kita pun tidak bisa menampik bahwasanya adanya kastanisasi ini tak lepas dari peran Pemerintah. Di satu sisi, sekolah favorit memiliki kelengkapan sarana prasarana, sistem belajar mengajar yang mumpuni. Di sisi lain, sekolah yang katanya tidak favorit menyediakan fasilitas seadanya. Keterbatasan biaya, itulah sebabnya. Dengan anggaran yang minim dari pemerintah, tidak banyak yang mampu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Benar, ada harga ada kualitas. Guna mewujudkan sekolah “favorit”, tak sedikit harga yang harus dibayar. Namun, bukan berarti mahalnya biaya pendidikan diserahkan kepada masyarakat. Seyogyanya, ini menjadi tanggung jawab Pemerintah seutuhnya. Semua anak punya hak yang sama mendapatkan pendidikan yang layak. Tentunya dengan fasilitas yang mumpuni dan harga yang murah.

Kastanisasi pendidikan setidaknya menjadi bukti nyata bahwasanya pendidikan saat ini telah dikomersialisasi. Tidak ada batasan bagi individu atau kelompok untuk mendirikan lembaga pendidikan. Hal ini jelas berpengaruh pada orientasi pendidikan. Bukan lagi mencerdaskan anak bangsa, melainkan ajang bisnis semata.

Sejumlah regulasi pendidikan kian mempertajam bahwa arah pendidikan Indonesia menuju liberalisasi yang berujung pada kapitalisasi sektor pendidikan. Sejumlah regulasi ini seperti Undang-Undang (UU) No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau yang berkaitan dengan pendidikan tinggi yakni UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, Permenristek No 39/2017 tentang Uang Kuliah Tunggal dan Biaya Kuliah Tunggal, Surat Edaran Dikti No 26/2002 tentang larangan aktivitas politik di lingkungan kampus, dan serangkaian regulasi lainnya.

Kewajiban Pemerintah

Menyediakan layanan pendidikan berkualitas nan murah bahkan gratis bukan hal yang musykil. Mengingat kekayaan SDA negeri ini amat melimpah ruah. SDA yang hakikatnya milik rakyat seharusnya dikelola dengan baik dan hasilnya didistribusikan untuk kesejahteraan rakyat. Bukan disodorkan kepada Asing, tanpa mampu kita nikmati sedikit pun. Jika saja SDA ini dikelola dengan benar. Bukan tidak mungkin seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati pendidikan yang gratis.

Islam memandang pendidikan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi negara. Berbeda secara diametral dengan Kapitalis. Kapitalis memandang bahwasanya pendidikan berkualitas masih menjadi “barang mewah” yang hanya bisa dikecap oleh mereka yang beruang. Ada harga ada barang, begitulah pandangan Kapitalis.

Pendidikan dalam Islam memang memiliki tempat yang istimewa. Karena dengan pendidikanlah, taraf berpikir manusia meningkat. “Mencari Ilmu adalah kewajiban setiap muslim” (Al-hadis). Ini adalah standar yang jelas. Setiap muslim wajib mencari ilmu. Karenanya guna merealisasikan perintah tersebut sebagai bukti ketaatan kepada Allah Swt., negara pun harus menopangnya. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

*Penulis adalah anggota Revowriter Tangsel

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News
Feminisme dan Delusi Kesetaraan Gender

Feminisme dan Delusi Kesetaraan Gender

Rabu, 25 Dec 2024 20:55


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X