Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.946 views

Deklarasi Kebangsaan Melawan Radikalisme, Benarkah Solusi?

Oleh:

Ayu Fitria Hasanah (Mahasiswa FKIP/UNEJ)

MAHASISWA, terpandang mulia dalam kedudukannya di masyarakat. Pemuda yang ditunggu-tunggu kontribusinya untuk perubahan bangsa, kekritisannya menjadi pelopor kekuatan membasmi segala ketidakadilan yang terjadi pada rakyat. Idealismenya menjadikan dirinya orang-orang pertama dalam menyadari masalah yang ada. Integritasnya  juga menjadi penggeraknya dalam berfikir dan mencari solusi. Itulah jati diri mahasiswa. Agen perubahan, bukan objek perubahan. Menyelesaikan masalah, bukan pembuat masalah.

Bagai pungguk merindukan bulan, realita mahasiswa saat ini justru menjadi beban bagi negeri. Ribuan intelektual lulus dari perguruan tinggi setiap tahunnya, namun tak memberi pengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian bangsa. Terbukti kebutuhan pangan yang terus bergantung pada negara lain, harga bahan-bahan pangan yang jauh dari kata ekonomis. Hal ini tidak berbanding lurus dengan kemajuan riset dan teknologi yang ada di perguruan tinggi serta pemanfaatan potensi sumber daya alam yang tersedia.

Begitupun pada aspek kesehatan, pesatnya kemajuan riset kesehatan dan farmasi tak sejalan dengan mudahnya bagi masyarakat memperoleh jasa dokter, peralatan medis dan obat-obatan. Dari sisi budaya dan pergaulan mahasiswa jaman now (jaman sekarang) pun tak kalah mencengangkan, budaya materialistis dan hedonis telah menjadi identitas umum mahasiswa. Belajar dan bekerja untuk uang, hidup untuk mencari kesenangan berhasil mematikan kepekaan dan kepeduliannya sebagai mahasiswa dan pemuda (problem solver). Tak kalah memprihatinkan, budaya seks bebas, mahasiswa isap ganja, miras, hingga komunitas gay  menjadi fakta kedaerahan yang dapat kita temui dengan mudah. Sungguh merupakan masalah besar yang akan menjadi mala petaka bila tak serius ditangani.

Ironisnya, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yaitu 28 Oktober 2017, pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa di seluruh Indonesia menggelar Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme secara serentak di seluruh Indonesia. Sebagaimana salah satu rekomendasi yang dihasilkan oleh Presiden Jokowi pada pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi Se-Indonesia tanggal 25-26 September 2016 di Bali, diungkapkan deklarasi tersebut sebagai langkah mempertegas sikap perguruan tinggi se-Indonesia bersama civitas akademika di masing-masing kampus untuk melawan radikalisme dan intoleransi (tribunnews.com).

Mirisnya radikalisme yang dimaksud adalah syariah Islam yang dipelajari atau dikaji serta diamalkan secara mengakar, mendasar dan berprinsip atau sesuai Islam secara murni. Radikalisme atau paham syariah Islam secara kaffah dianggap sebuah bahaya besar sebab mengancam keragaman yang ada di Indonesia, padahal syariah Islam didesain sebagai rahmat bagi seluruh alam. Selain itu, dalam Al-Qur’an pun Allah jelas menyatakan mengenai keragaman yang hakikinya wajar ada, seperti berikut, ”Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal.” (TQS. al-Hujurat [49]: 13).

Jika Islam secara kaffah ini diterapkan, sebenarnya tidak akan mendiskreditkan agama-agama lain, sebab pada urusan dimensi spiritual, urusan makanan, pakaian, tata cara pernikahan dan sebagainya, pemeluk agama lain tetap diberi kebabasan untuk menjalaninya. Hanya saja pada masalah muamalah, seperti sistem ekonomi, sistem hukum, sistem politik dan lain-lain menggunakan Islam. Bukankah dalam agama lain hal semacam ini memang tidak ada aturannya?

 

 

Mahasiswa Diserang Sekulerisme

Lantas tepatkah bila dikatakan Islam dengan paham radikal ini memaksa? Mengenai perkara paksa, tidakkah sistem ekonomi kapitalisme saat ini juga memaksa? Selain sejarah yang telah nyata membuktikan bahwa Islam memberikan kesejahteran baik bagi kaum muslim maupun non muslim, penerapan syariah Islam secara kaffah ini adalah perintah Allah yang wajib hukumnya untuk dilaksanakan terutama bagi uamt Islam.

Oleh sebab itu, upaya perbaikan dan solutif yang dilakukan oleh pemerintah dan para pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia melalui deklarasi kebangsaan tersebut sungguh tidak berkorelasi dengan realita masalah-masalah yang ada dan ancaman yang sebenarnya. Faktanya permasalahan yang menyerang mahasiswa dan perguruan tinggi bukanlah radikalisme, melainkan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) serta budaya-budaya barat yang bathil. Mungkinkah orang yang berpegang teguh secara mengakar pada syariat Allah itu akan menambah kerusakan moral yang terjadi? Bukankah segala aktivitas yang tidak berdasar pada agama yang justru menyebabkan kerusakan moral terjadi? Oleh karena itu, wawasan kebangsaan perlu diartikan dengan benar.

Bila wawasan kebangsaan berarti sebagai bentuk kepedulian dan pembelaan terhadap negara, menjaga negara dari kerusakan moral yang semakin marak terjadi, maka mahasiswa memang harus mengambil peran terdepan. Sayangnya wawasan kebangsaan yang dimaksud adalah ketundukan pada sekulerisme dan upaya penghilangan pemahaman Islam secara murni. Berdasarkan hal itu, deklarasi kebangsaan ini sejatinya salah arah, sebab pada hakikatnya bukan radikalisme yang menjadi ancaman kesejahteraan negeri ini, melainkan sekulerisme itu sendiri. *

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X