Senin, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 23 Januari 2017 15:30 wib
5.715 views
Tahun 2017, Apanya yang Baru?
Oleh: Abu Zaid (Syabab HTI)
Apa yang kita harap dengan tahun 2017? Jika tujuan hidup tetap sama, semata-mata hanya cari remah-remah dunia. Hanya mencari kesenangan sesaat. Hanya memburu harta, tahta dan pria serta wanita. Maka, sikap kita juga tidak akan berubah. Tetap cinta dunia dan takut mati. Begitu semangat kejar dunia namun sangat takut mati.
Jadilah kita sebagai penghayal. Ingin hidup sukses mulia tapi tak mau nanggung resiko. Jadilah kita seorang pengecut. Pendamba sukses tanpa mau berkorban. Ingin masuk surga tapi menempuh jalan para penghuni neraka. Apa mungkin?
Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Siapa saja yang menjadikan akhirat sebagai misinya, maka Allah puaskan hatinya, Allah kumpulkan apa yang masih tercerai, dan Allah berikan padanya dunia yang siap melayaninya. Siapa saja yang menjadikan dunia sebagai misinya, maka Allah menjadikan kemiskinan di antara kedua matanya, Allah cerai-beraikan apa yang terkumpul, dan Allah tidak memberikan padanya dunia, kecuali apa yang telah ditetapkan kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi).
Sungguh kecintaan terhadap dunia dan kesibukan dengan dunia telah melupakan dan memalingkan manusia dari menaati Allah, dan dari menyembah kepadanya dengan sebenar-benarnya menyembah. Sehingga datang berurutan ayat-ayat dan hadits-hadits, yang diantaranya adalah hadits yang sedang kita bicarakan ini, untuk mengingatkan kita dari apa yang kita lupakan, dan untuk menghasilkan kekuatan pendorong yang akan menambah ketenangan hati kita, serta mengarahkan kita untuk meninggalkan dan bersikap zuhud terhadapnya, karena berharap apa yang ada di sisi Allah, yaitu ridha Allah di dunia dan kenikmatan di akhirat.
Tidak ada yang baru
Kaum muslim ‘dipenjara’ karena mereka dipaksa untuk tunduk dan berhukum dengan sistem kufur, baik secara militer, politik, ekonomi, pemikiran, maupun informasi; mereka sedang lapar sebab kekayaan alam (SDA) yang dikaruniakan Allah kepada umat Islam itu telah dirampas, sehingga kekayaan alam itu sekarang menjadi harta benda yang dimiliki dan dinikmati oleh kaum kafir penjajah; dan mereka sedang sakit sebab semakin memburuknya penyakit Kapitalisme dalam diri mereka.
Namun mengapa aktivitas kita sekarang tidak kita fokuskan saja dalam rangka untuk membebaskan umat Islam dari penjara, kelaparan, dan sakit yang sedang menyelimuti kehidupan mereka? Dan kita tidak hanya berhenti sampai di sini saja, akan tetapi kita akan berusaha dan terus bekerja untu membebaskan dunia setelah kita berhasil membebaskan diri kita sendiri?
Dunia, bukan hanya kaum Muslim, menjadi korbannya. Dunia menangis, dunia menderita. Walaupan Anda datang dari negeri yang kaya, Anda juga menangis dan menderita dengan cara yang berbeda. Dunia melihat tidak ada seharipun ada ketenangan, kedamaian dari negara-negara imperialis karena itu perjuangan melawan hal ini adalah universal. Ini juga bukan hanya perjuangan kaum Muslim, setiap orang merasakan akibat yang buruk. Alhamdulillah, penentangan terhadap hal ini dapat dinyatakan secara terbuka, secara vulgar oleh kaum muslimin. Maka, jadilah harapan perubahan lebih baik di hari ini dan esok.
Saatnya Kembali Menuju Sistem Islami
Pesan saya adalah sederhana, umat Islam adalah besar, umat Islam memiliki keberanian, jangan pernah ragu sedikitpun. Allah SWT menggambarkan kita sebagai sebaik-baik umat manusia karena memiliki alasan. Kita berhak mendapatkan sebutan ini. Yakinlah kepada Islam, percaya dirilah kepada Islam, bangunlah politik dan lain-lain berdasarkan Islam dan insya Allah suatu hari kita semuanya akan berkumpul dalam suatu naungan.
Langkah tepat yang harus dilakukan hari ini adalah merombak tatanan kehidupan masyarakat mulai dari akar hingga ke batangnya. Menanamkan akidah Islam sehingga setiap muslim dibekali dengan sikap takwa, lalu menerapkan syariat Islam dengan khilafah sebagai institusi pelaksananya. Hukum Allah telah jelas menuntut manusia ke dalam kebenaran serta memberikan rasa keadilan yang tepat. Mahabenar Allah dengan segala firmanNya:
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”(QS. Al-Maidah: 50). [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!