Jum'at, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 4 Maret 2016 19:38 wib
8.210 views
Trustworthy dalam Bisnis
Oleh: Shellvy Lukito
(Mahasiswi Semester VI STEI SEBI dan Penerima Manfaat Beastudi Ekonomi Syariah Dompet Dhuafa)
Sahabat VOA-Islam...
Trustworthy atau dalam bahasa Indonesia ‘amanah’ adalah suatu hal yang dilimpahkan kepada seseorang yang harus direalisasikan. Amanah adalah suatu hal yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap individu yang diberikan perintah untuk menjalankannya.
Rosulullah SAW memiliki sifat – sifat yang harus kita teladani, diantaranya : Sidiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabliq (menyampaikan), Fathanah (cerdas). Dan sifat amanah menjadi salah satu sifat penting yang patut kita teladani.
Trustworthy atau amanah sangat diperlukan dalam seluruh aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah ketika kita menjalankan suatu bisnis. Maka selain kita meningkatkan kualitas barang yang dijual, mendongkrak penjualan dengan strategi marketing yang kreatif, kita juga harus memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
Menciptakan sebuah ‘trust’ yang menjadi instrumen penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Trustworthy atau amanah terhadap konsumen yang tidak terjaga dengan baik, maka akan berdampak terhadap hancurnya suatu bisnis atau usaha.
Chairul Tanjung adalah salah satu tokoh inspiratif pengusaha sukses yang namanya hingga kini masih menjadi ‘role model’ bagi pengusaha lainnnya. Menjadi salah satu orang terkaya kelima di Indonesia versi majalah ekonomi, Forbes pada tahun 2014. Dan diperkirakan memiliki aset bersih sekitar Rp 46 triliun.
Beliau adalah seorang pengusaha yang memiliki semangat yang gigih dalam menjalankan usahanya. Dimulai sejak menjadi mahasiswa FKG UI. Mulai dari bisnis fotocopy, berjualan alat kedokteran di kampus, membuka pabrik usaha sandal di Bogor, hingga sekarang sukses membangun bisnisnya dengan perusahaan konglomerasi miliknya yaitu CT Corp yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources. Sebagai pengusaha yang sukses beliau berpendapat bahwa kita harus menciptakan pengembangan usaha yang berbasis kerakyatan.
Berdasarkan sebuah teori mengatakan, apabila terdapat 2.5 persen semangat berwirausaha dalam sebuah bangsa, maka bangsa tersebut akan maju. Namun Indonesia saat kini hanya memiliki 0.2 persen saja semangat berwirausaha sehingga perlu lebih dicetak sebagai lokomotif penggerak, sekaligus ‘role model’yang mampu mencetak semangat berwirausaha lebih banyak.
‘Mendapatkan selisih harga dari uang fotokokopi buku diktat untuk teman satu angkatan yang berjumlah 100 orang tentu mendatangkan keuntungan yang lumayan bagi saya sebagai mahasiswa. Keuntungan awal dari bisnis fotokopi ini Rp 15.000 dan praktis didapatkan dengan proses mudah. Kuncinya sederhana: jaringan dan kepercayaan.’ (Chairul tanjung Si Anak Singkong,hal 10)
Oleh karena itu, untuk kesuksesan dalam bisnis maka kita harus menerapkan sifat trustworthy atau amanah agar kita bisa menjadi pebisnis sukses yang ber-etika. Berpegang teguh terhadap adab-adab seorang pebisnis. Seperti tidak menimbun kekayaan, melakukan rekayasa pembelian untuk mendongkrak penjualan, menjadi ‘tengkulak’ nakal yang mengambil keuntungan setinggi- tingginya tanpa memikirkan pihak produsen, dan lain sebagainya.
Menjadi pebisnis yang menciptakan produk- produk yang tidak hanya mengharapkan profit semata. Namun juga menjadi pebisnis yang bijak dan bermanfaat bagi orang banyak. Senantiasa mewujudkannya dalam kerja keras dan kerja nyata. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!