Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.873 views

Membumikan Ekonomi Islam

Oleh: Fajriyah Setiadiningsih

(Penerima Manfaat Beastudi Ekonomi Syariah Dompet Dhuafa)

Sahabat VOA-Islam...

Seandainya Pemerintah kita punya program setiap bulan memberi santunan misalnya Rp. 100.000 kepada setiap keluarga miskin, percayakah bahwa tidak butuh waktu sebulan, uang itu akan kembali ke kantong – kantor orang kaya di Ibu Kota? Sebagai contoh, nantinya uang itu akan di belanjakan oleh keluarga miskin tersebut untuk membeli: minyak goreng, beras, mie instan, tahu – tempe, bahkan pulsa telah menjadi kebutuhan primer jaman sekarang.

Dari barang – barang tersebut tidak banyak produk yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Minyak goreng sebagian besarnya hasil produk industry besar, maka uangnya akan mengalir ke mereka. Beras, kecuali kita tinggal di daerah lumbung padi, beras, tempe dan tahu pun didatangkan dari daerah lain bahkan sebagian diimpor. Sebagian produsen mie instant juga terdapat di ibu kota. Itulah yang terjadi di Negara kita, Indonesia yang masih sebagian besar system ekonomi nya menerapkan system ekonomi kapitalis[1].

Bicara tentang dunia, bukan berarti melupakan Indonesia. Namun membicarakan dunia, bermakna hatamnya permasalahan Indonesia. Hal itu yang pertama tercetus ketika saya memikirkan gejolak perekonomian yang marak di berita dewasa ini, yang kian menurun sebab keterpurukan ekonomi yang terjadi di Negara adidaya. Bank Indonesia menunjukkan, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika bahkan sempat melemah hingga mencapai Rp. 14.900. Dan naasnya, bukan hanya Indonesia, namun beberapa Negara berkembang pun ikut merasakan dampak tak sedar dari kondisi perekonomian kapitalis tersebut.

Setelah marxisme dan komunisme gagal, kapitalisme yang mendominasi perekonomian dunia juga sepertinya akan gagal. Krisis demi krisis yang terjadi di dunia barat seperti yang disampaikan di atas merupakan tanda – tanda kegagalannya. Jika permasalahan ekonomi yang terjadi sekarang diobati dengan model ekonomi yang sama, yakni kapitalis, maka penyakitnya bukan malah sembuh, namun semakin menjadi parah. Maka sudah saatnya kita obati model perekonomian yang dapat mengangkat penyakit sampai ke akarnya, yakni kembali kepada sistem ekonomi islam seperti yang diterapkan sejak jaman Rasulullah SAW sampai jaman khilafiyah.

 

Kenapa Ekonomi Syariah?

Sejarah akan kembali berulang, begitulah pepatah mengatakan. Berkaca dari sejarah, ekonomi berlandaskan syariat islam yang pernah dijalankan merupakan ekonomi yang menguntungkan. Bahkan yang fenomenal adalah, ketika periode pemerintahan Umar bin Abdul Aziz pada masa Bani Umayyah, tidak satu pun masyarakat yang bermental miskin. Pada masa itu, Pemerintah memberikan fasilitas – fasilitas yang dapat mendorong kreativitas masyarakat, hingga akhirnya perdagangan meningkat. Perdagangan meningkat berarti zakat yang harus dikeluarkan masyarakat pun bertambah, sampai mereka bingung kemana lagi sedekah yang dikeluarkan itu harus diberikan[2].

Semakin meningkatnya pertumbuhan umat muslim di seluruh dunia, urgensitas system ekonomi berdasarkan prinsip Islam pun semakin dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Gambling dan Karim (1987) yang memberikan teori “Colonial Model” dengan menganggap bahwa jika suatu masyarakat memiliki ideologi atau pandangan hidup islam maka masyarakat akan menggunakan konsep ini dalam kegiatan sosial sehingga akan membentuk teori ekonominya[3]. Di samping itu, perkembangan lembaga keuangan syariah juga membutuhkan sumber daya insani yang tepat, artinya memahami benar konsep muamalah syariah, produk – produk keuangan syariah dan memberikan nilai kepuasan bagi konsumen atau pangsa pasar nya.

 

Membumikan Ekonomi Islam

Dilansir dari media online Republika.com, Direktur Pascasarjana STIE Ahmad Dahlan, Prof. Dr. Faturrahman Djamil menilai pemahaman SDM terhadap industri perbankan syariah belum komprehensif. Pekerja di sector keuangan syariah masih sedikit, padahal kebutuhannya cuku besar, yakni lebih dari 35 ribu orang. Itulah tantangan mendasar bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, padahal jumlah muslim yang terbanyak di bandingkan Negara lain.

Padahal kini program ekonomi syariah sudah berada di bawah Direktorat Pendidikan Tinggi, yang mana seharusnya semakin memudahkan akses untuk memahami ekonomi islam. Namun kenyataan yang terjadi adalah, perkembangan lembaga keuangan syariah tidak sebanding dengan perkembangan sumber daya manusia nya. Sebagai contoh, saat ini, kebutuhan rata-rata sumber daya manusia perbankan syariah sekitar 5.900 orang per tahun. Padahal, Perguruan Tinggi yang meluluskan sumber daya manusia di sektor keuangan syariah hanya 1.500 orang per tahun. Dari 1.500 itu pun semua sesuai dengan kebutuhan industry[4].

Artinya, harus ada pengkaderan lebih dalam untuk para sumber daya insani ekonomi syariah ini agar memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan di sektor ekonomi islam, terutama para pemuda dan mahasiswa. Sebab masa – masa mahasiswa adalah masa yang berapi – api, masa berevolusi menuju arah masa depan melalui segudang aktivitas di dalam dan luar kampus. Dan mahasiswa merupakan fase kehidupan yang paling kritis terhadap teori, isu maupun kebijakan yang informasinya kian bergulir ke telinga mereka.

Melalui tangan – tangan mahasiswa, dirasa perlu adanya pembimbingan akan wawasan ekonomi islam, untuk menjadikan mereka pakar dari suatu aspek ekonomi islam, agar mereka menjadi rujukan ekspansi ekonomi islam dan manfaat bagi di dalam maupun luar Indonesia.

Sebab umat islam tidak hanya terdaat di Indonesia, tapi juga banyak tersebar di seluruh penjuru dunia. Dan sebagai rahmat bagi seluruh alam, dampak dari ekonomi islam ini juga harus dirasakan bagi semua makhluk yang ada di bumi. Baik dari segi pemberdayaan sumber daya alam maupun bertransaksi secara adil kepada yang muslim maupun non muslim, sehingga ekonomi islam menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan yang berlangsung di muka bumi.

 

[1] Muhaimin Iqbal, Sharia Economics 2.0. Jakarta, Republika:2013, Hal. 11

[2]Herfi Ghulam Faizi, LC., Umar bin Abdul Azis. Cahaya Sirah: 2012, Hal. 40.

[3] Norhadi, Menggagas Rekonstruksi Akuntansi Syariah – Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 1 April 2006.

[4]Syariahfinance.com

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X