Sabtu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Februari 2015 13:10 wib
15.773 views
Ayo Kawan Tinggalkan Valentine Sekarang Juga!
Sahabat VOA-Islam yang Shalih dan Shalihah…
Cinta…
Kata itu mungkin tak asing lagi untuk kita dengar. Cinta yang membuat orang sakit menjadi sehat, membuat orang sedih menjadi gembira, membuat orang lumpuh seakan menjadi bisa berlari, tetapi terkadang cinta itu pula yang akan menjerumuskan kita kedalam gejolak api neraka yang membara apabila kita salah menempatkan cinta itu sendiri.
Eksploitasi cinta tanpa tuntunan agama akan bermuara kepada pergaulan seks bebas dan merusak tatanan, bahkan eksploitasi cinta akan dapat menggiring pelakunya ke sikap pendewaan cinta yang akhirnya akan dapat menggiring seseorang kepada kesyirikan yang tidak disadarinya. Naudzubillah.
Terkait tentang eksploitasi cinta kita akan mengupas masalah tentang valentine’s day yang di sebut-sebut sebagai hari kasih sayang. Apakah benar valentine itu ada hubunganya dengan hari kasih sayang? Lalu bila memang benar, kasih sayang yang seperti apakah itu? Sepertinya budaya latah (ikut-ikutan) telah merebak di Indonesia, yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim, dan terkadang mereka tidak tahu menahu dan tak mengerti apa inti atau makna yang mereka ikuti itu.
Padahal telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. ”Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karna pendengaran, pengelihatan dan hati nurani akan diminta pertanggung jawabanya”Q.S Al-Isro(36). Siapa yang bisa mengelak, bahwa valentine’s day dikalangan remaja yang tumbuh di kota besar identik dengan dunia gemerlap (dugem), pesta miras, perzinahan, dan mengkonsumsi barang-barang terlarang, seperti ektasi, sabu-sabu dan sejenisnya. Bahkan jauh-jauh hari sebelum hari itu tiba, coklat dengan berbagai kreasi telah di buru oleh para pemuda-pemudi, hotel- hotel, vila-vila di puncak pun sudah siap di pesan untuk kelancaran hari H tersebut.
Perlu kita sadari merayakan Valentine Day (V-Days) merupakan penyimpangan aqidah yang nyata, karena lahirnya Valentine Day sangat erat hubungannya dengan agama. Hal ini dipertegas dengan sabda Rasul sahallallahu ‘alaihi wasallam yang telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam:
“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. at-Tirmidzi).
Saudaraku apakah kita mau disatukan dengan orang-orang yang musyrik, bahkan dengan orang-orang yang tidak bertuhan (ateis) di akhirat kelak? Islam telah begitu sempurna memberikan aturan kehidupan bagi umatnya, tentu saja aturan itu semata-mata Allah turunkan sebagai bentuk petunjuk hidup, dan rasa kasih sayang Allah kepada hambaNya, karna aturan yang Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an adalah semata-mata untuk kebaikan hamba-hambaNya, namun pada kenyataannya aqidah remaja kita masih dangkal pemikiranya, sehingga pola sikap yang dibentuknya pun cenderung dibiarkan bebas menuruti hawa nafsunya, tanpa menyadari akibat dari perbuatanya.
Saudaraku ingatkah kita dengan perayaan Valentine Days yang dari tahun ke tahun menelan banyak korban?. Di antara mereka, ada yang mati konyol saat pesta miras, hamil di luar nikah, dan kecelakaan setelah menggunakan narkotika pada moment Valentines’ Day.
Lalu apakah ini yang disebut dengan hari kasih sayang? Apakah hari kasih sayang itu merusak moral dan aqidah umat islam? Renungkan saudaraku ini hanya tipu muslihat belaka. Umat Islam secara umumnya banyak yang tidak menyedari bahwa kita sedang berada di tengah-tengah suasana ghazwul fikri (perang pemikiran).
Fenomena ini dibuktikan dengan banyaknya muslim secara sadar ataupun tidak sadar, mengikuti pemikiran, tingkah laku dan gaya hidup orang kafir (Barat). Ketidak sadaran muslim terhadap bahaya ini menjadikan muslim tidak mempunyai identitas dan kepercayaan diri yang kuat sebagai muslim. Bahkan kebanggaan dengan tingkah laku jahiliyah yang diamalkan, itu dianggap sebagai suatu budaya dan prestasi tersendiri.
Contohnya seperti merayakan valentine day tersebut. Bila Valentine dihubungkan dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan:
1.Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenangorang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.
2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan (dewi cinta).
3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.
4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.
Saudaraku ini adalah bukti bahwa valentine adalah budaya orang-orang barat. Lalu apakah masih kita ingin mengikutinya? dalam suatu hadistpun dikatakan:
”Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik” (HR. Bukhari-Muslim).
Tahun demi tahun hiruk-pikuk valentine makin bertambah instensitasnya, dahulu hanya muda-mudi kota-kota besar seperti Jakarta yang mengenal Valentine dan merayakannya, kini sudah mulai merambah ke muda-mudi desa-desa kecil yang ada di Indonesia ini, Valentine tidak saja dikenal oleh para remaja tetapi juga sudah dikenal dan dirayakan oleh anak-anak SD.
Valentine adalah sebuah perayaan yang harus dijauhi oleh para muda-mudi dan anak-anak muslim dan muslimah, dan sebaiknya para orang tua memberikan informasi kepada anak-anaknya bahwa Valentine bertentangan dengan nilai-nilai ke-Islaman. Memang bukan merupakan hal yang mudah karena sesungguhnya kita berhadapan dengan arus modernisme yang telah mengglobal dan salah kaprah.
Opini tidak ketinggalan zaman dan tidak gaul bila tidak merayakan Valentine adalah salah satu kendalanya, namun saudaraku jangan biarkan jati diri kita sebagai seorang muslim luntur. Di dalam Islam hari kasih sayang itu setiap waktudan tidak hanya di tanggal 14 febuari, maka mari kita bangun kembali jati diri umat Islam, dan tinggalkan yang tidak sepatutnya untuk kita tiru. Wallahu’alam. [syahid/voa-islam.com]
Kiriman Eppi Permana Sari (Mahasiswi Jurusan PGSD UPI Purwakarta)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
