Senin, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Mei 2014 11:43 wib
11.780 views
Dompet Dhuafa Gandeng GNOTA, Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia
JAKARTA (voa-islam.com) - Indonesia segera memasuki era dimana usia produktifnya ada dalam jumlah yang besar bahkan terbesar. Fenomena bonus demografi ini akan ada pada masa menjelang 2035 hingga 2045. JIka usia produktif ini dapat mencetak berbagai keunggulan, maka Indonesia diramalkan menjadi negara maju no 7 di dunia. Namun, manakala jumlahnya anak muda tak dibarengi dengan kualitas, maka justru menjadi beban yang sangat tinggi bagi negara. Usia produktif di tahun tahun mendatang itu adalah mereka yg saat ini ada di bangku pendidikan dasar. Karena itulah harus ada dari kita yg fokus pada penguatan pendidikan di tingkat dasar agar mereka tumbuh seperti yang diharapkan.
Namun kenyataannya masih banyak anak usia pendidikan dasar yang tak bersekolah, karena kekurangan biaya. Jumlah mereka yg putus sekolah di desa-desa masih besar, mereka yg putus sekolah di kota-kota akhirnya jadi anak jalanan. Jumlah mereka makin bertambah. Padalah mereka adalah generasi yang akan memajukan Indonesia.
Dalam persoalan lain muncul belakangan mengenai ketidaknyamanan orang tua terhadap anak-anaknya di sekolah. Segala eksodus pelecehan terhadap anak mulai bermunculan. Baru-baru ini kasus pelecehan berkali-kali yang diterima oleh salah satu anak usia 5 tahun di sekolahnya bertaraf internasional, sedang menjadi sorotan publik. Pengamanan berlapis rupanya tidak mampu menahan tingginya penyimpangan terhadap anak-anak. Lebih lagi, pelecehan terkadang turut melibatkan oknum guru dalam persoalan tersebut.
Berkaca dari kejadian pelecehan seks anak di sekolah bertaraf internasional ini, membuktikan bahwa problem kenyamanan anak dalam menikmati pendidikan tidak hanya dirasakan oleh kaum marginal saja, tapi juga kelas menengah atas. Artinya, dengan menitipkan anak pada sekolah bertaraf internasional atau kelas-kelas berbiaya mahal, belum menjamin kejahatan tersebut hilang.
Apalagi pada kaum marginal, di mana kejahatan dan kekerasan pada anak jalanan yang terjadi akibat putus sekolah. Banyak anak-anak di bawah umur diperjualbelikan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) oleh oknum tertentu.
Dalam kasus tersebut, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan KOMNAS Perlindungan Anak pun sudah bergerak untuk membantu menyelidiki kasus-kasus yang terjadi. Namun, upaya ini dirasa kurang cukup. Sehingga disinilah peran orangtua dan masyarakat (lembaga sosial) untuk turut mengawasi jalannya pendidikan, memastikan bahwa anak-anak sebagai generasi penerus bangsa benar-benar terjamin keamanan dan kenyamanan dalam mengenyam dunia pendidikan.
Atas dasar tersebut, memperingati Hari Pendidikan Nasional, Dompet Dhuafa bersama GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh), menggelar dialog pendidikan sekaligus Penandatangan kerjasama Dompet Dhuafa dan GNOTA. Dengan mengusung tema ‘Generasi Cemerlang, Indonesia Gemilang’, para pembicara yang hadir diantaranya, Ahmad Juwaini (Presiden Direktur Dompet Dhuafa), Gendis (Ketua GNOTA) dan Reza Indra Giri (Pakar Psikologi Forensik), yang akan dimoderatori Iwel Wel (Stand Up Motivator). Bertempat di Blok M Plaza, Lantai 6 (Depan Rumah makan D’Cost) Jakarta Selatan, Jumat (2/5), acara berlangsung pukul 16.00-hingga selesai.
Di usianya yang lebih dari 20 tahun, Dompet Dhuafa berupaya keras memastikan harapan masyarakat terhadap pendidikan tetap hidup. Melalui program-program pendidikan yang sudah direalisasikan seperti Makmal Pendidikan, Sekolah Guru Indonesia, SMART Ekselensia Indonesia, Beastudi Indonesia, Institut Kemandirian, Dompet Dhuafa berupaya keras untuk concern dalam bidang pendidikan, membantu masyarakat marginal mendapatkan akses dan kualitas pendidikan yang baik.
Sejumlah program dibuat oleh Dompet Dhuafa untuk membantu anak Indonesia agar menjadi generasi cerdas yang mengangkat harkat keluarga mereka. Kampanye anti kekerasan anak juga dimunculkan Dompet Dhuafa dalam peran serta sebagai lembaga publik untuk kemanusiaan
GNOTA sebagai gerakan masyarakat ingin ikut membantu bangsa dalam mendorong anak-anak agar terus bisa sekolah dengan mengupayakan mengajak kepedulian Orang Tua Asuh untuk membiayai sekolah mereka. Penyuluhan terhadap anak mulai dilakukan dengan memberikan edukasi menyeluruh tentang pendidikan.
Semoga, kerjasama yang terjalin antara Dompet Dhuafa dan GNOTA yang saling concern dalam menangani problematika pendidikan bangsa Indonesia ini, diharapkan mampu berperan dalam menunjang penguatan pendidikan di tingkat dasar, agar jutaan anak nusantara tumbuh seperti yang diharapkan. Melalui pengumpulan donasi untuk program pendidikan bersama, dukungan seluruh masyarakat sangat diharapkan dalam membantu upaya ini.
Dengan Demikian, peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei sudah selayaknya menjadi momentum bagi kita semua untuk memperhatikan kualitas dan kuantitas pendidikan dasar kita. Karena generasi yang cemerlang akan membuat Indonesia menjadi gemilang.
Tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Selama lebih dari 20 tahun, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan ummat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Untuk Informasi press release, dapat menghubungi :
Public Relation Dompet Dhuafa
Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok C 26-28, Jl Ir H Juanda No 50, Ciputat
U.P : PR Manager Etika Setiawanti (0815 1132 8702)
Telp. 021 741 6050
www.dompetdhuafa.org @Dompet_Dhuafa
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!