Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Januari 2014 14:18 wib
126.509 views
Kisah Nyata: Wanita Syiah Makassar Ajak Mut'ah Seorang Ikhwan
Suatu siang pada bulan agustus 2010, seorang ikhwan –sebut saja namanya Haidar- masuk ke dalam warung internet (warnet) yang terletak tidak jauh dari Kampus UNISMUH (Universitas Muhammadiyah) Makassar untuk melakukan browsing, buka facebook, googling, dsb.
Setelah laman facebook miliknya terbuka, mahasiswa semester 3 Ma’had al-Birr UNISMUH Makassar itu tak menyangka mendapatkan permintaan pertemanan dari seorang akhwat yang bernama Marlina (nama samaran). Dikatakan akhwat karena tampilan foto profilnya mengenakan cadar.
Setelah permintaan pertemanannya diterima, Marlina segera memulai chatting dengan Haidar.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam”
“Kuliah dimana?, antum (kamu) kuliah di Ma’had al-Birr?”
“Anti (anda) tahu dari mana?”
“Ini saya lagi lihat profil kamu.”
“Tahu profil saya dari mana?”
“Saya lihat sendiri kok”
“Kamu lihat dimana?”
“Saya di samping kamu”
“Samping mana?” Tanpa menjawab pertanyaan terakhir dari Haidar.
Akhwat itu langsung keluar dari biliknya menuju bilik Haidar yang ada di sampingnya. Percakapan di dunia nyata pun dimulai. Haidar kaget luar biasa. Gemetar. Keringat dingin pun bercucuran.
Dan tak disangka pula, akhwat Syiah itu lansung to the point.
“Antum (anda) mau kawin mut’ah?”
“Kenapa mau kawin mut’ah? Kenapa harus ana (saya) juga?”
“Ana barusan ini mau kawin mut’ah, dan ana maunya antum yang pertama kawin mut’ah dengan ana.”
Pada Saat yang menegangkan itu, Marlina langsung membuka cadarnya di hadapan Haidar. Haidar pun kaget bukan kepalang. “Cantiknya bukan main, Masya Allah.."
Dan parfumnya sangat wangi” Gumam Haidar.
Marlina ternyata berpakaian biasa (bukan jilbab besar), ia memakai kemeja putih, rok berwarna hitam, namun ia menggunakan cadar.
Marlina pun melanjutkan ajakannya, “Kalau antum mau, nanti ana ajak ke murabbi ana untuk bisa dapat rekomendasi dari murabbiku.”
Haidar semakin kaget, dan akhirnya ia memutuskan untuk pergi.
Namun Marlina tidak berhenti sampai disitu.
Ia menahan Haidar dengan memegang tangannya, “Kenapa kita’ (kamu) tidak mau kah?,”
“Saya buru-buru, karena sebentar lagi jam kuliah saya siang ini.” Jawab Haidar seraya meninggalkan wanita Syiah itu.
Marlina hanya bisa diam berdiri melihat Haidar beranjak meninggalkannya.
Ajakannya ditolak. “Saya pikir ini iblis, karena nggak mungkin lah cewek secantik dia datang mengajak saya kawin mut’ah. Saking kagetnya saya, saya pun pergi tinggalkan dia untuk meninggalkan godaan setan yang sangat megejutkan ini.” Haidar menutup kisah uniknya pada saya.
Seperti perkataan Haidar di atas, martabat dan harga diri wanita ini sudah jatuh. Dalam ajaran Islam, kedudukan wanita sangatlah mulia. Mereka dihormati dan ditempatkan pada kedudukannya yang tinggi. Salah satu contohnya adalah tata cara pernikahan Islami. Dimana wanitalah yang dilamar oleh lelaki. Bukan sebaliknya.
Namun dalam ajaran Syiah, semuanya bisa terbalik. Wanita yang melamar lelaki untuk berzina. Na’udzubillah Menurut Haidar, cara seperti ini adalah salah satu trik orang-orang Syiah dalam melancarkan propaganda ajaran sesatnya. Mengajak ikhwan yang bermanhaj salaf untuk melakukan mut’ah. Yang akhirnya jika tawaran mut’ah itu diterima, bisa menjadi bahan ejekan dan bumerang.
Bisa saja mereka berkata, “Kalian haramkan mut’ah, tapi ternyata kalau diajak kawin mut’ah mau juga.” Semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran berharga buat kita semua, jangan sampai kita termakan bujuk rayuan mereka dan masuk dalam kebinasaan.
Jika ingin bersenang-senang dan kehilangan akal sehat mungkin Syiah-lah tempatnya.
Telah banyak hal dalam ajaran Syiah yang mengguncang akidah dan akal sehat kita. Kok ada ya ajaran separah itu sesatnya dan sejauh itu menyimpangnya, termasuk zina berjamaah yang dilakukan di dalam Masjid Syiah (Husainiyah). Mari kita baca fatwa tersebut secara seksama.
Bismillahirrahmanirrahim
Yang mulia Hujjatul Islam wal Muslimin, As-Sayyid Al-Mujahid, Muqtada Ash-Shadr, semoga Allah menjaga Anda,
Kami adalah sekumpulan kaum Mukminat Zainabiyat para penolong Jaisy al-Imam al-Mahdi. Kami ingin bertanya kepada Anda wahai yang mulia Hujjatul Islam wal Muslimin, Muqtada Ash-Shadr, bahwa sekumpulan lelaki dari pasukan Jaisyul Imam mengundang kami untuk menghadiri acara mut'ah berjamaah di salah satu husainiyah (tempat beribadah kaum Syiah). Mereka mengatakan bahwa pahala mut'ah secara berjamaah lebih banyak 70 kali dari mut'ah sendiri-sendiri. Namun kami telah bertanya kepada salah satu perwakilan Syeikh Muhammad al-Ya'qubi tentang mut'ah berjamaah, beliau menolak segala hal yang berkaitan dengan mut'ah jenis ini dan beliau mengatakan bahwa hal itu termasuk bid'ah. Maka apakah boleh kami mut'ah secara berjamaah? Sebagai untuk diketahui bahwa mut'ah ini hanya berlangsung beberapa jam saja (kurang dari semalam). Tujuan dari acara ini adalah meredam gejolak syahwat pasukan Jaisyul Imam dimana mereka tidak sanggup menikah karena sibuknya mereka berperang dengan para nawashib (ahlus sunnah -penerj). Dan uang sewa mut'ahnya dipergunakan kembali untuk membeli perlengkapan berupa senjata untuk pasukan Jaisyul Imam. Mohon berikan jawaban Anda kepada kami. Jazakumullahu Khaira Jaza' al-Muhsinin.
Zainabiyah
Azhar Hasan al-Farthusi
Wakil Zainabiyyat
17 Syawal 1426 H
Jawaban
Bismihi Ta'ala
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa nikah mut'ah adalah halal lagi berberkah dalam ajaran kita. Para Nawashib (ahlussunnah) berusaha menanamkan keraguan dan mencegah kita untuk melakukan itu karena takutnya mereka akan bertambah banyaknya jumlah anak-anak sekte kita, yang dengannya jumlah kita bertambah dan kita menjadi kekuatan yang besar.
Karena itu, kami mengajak seluruh pengikut sekte kita agar tidak sedikitpun ragu dari segala hal yang berkaitan dengan mut'ah. Pelaksanaan acara-acara seperti ini juga termasuk perkara yang dibolehkan oleh marja' kita yang agung dengan tetap mewaspadai masuknya seorang yang bukan kaum Muslimin atau orang-orang umum ke dalam acara-acara tersebut supaya tidak melihat aurat kaum Mukminat. Mungkin inilah juga sebabnya yang membuat Sayyid al-Ya'qubi membenci mut'ah model ini.
Inilah, dan yang juga telah maklum bahwa mut'ah dengan salah seorang tentara Jaisyul Imam lebih banyak pahalanya dari selainnya karena dia telah mengorbankan darahnya demi sang Imam. Oleh karena itu, kami mengajak para Zainabiyyat agar tidak pelit (menyewakan kemaluannya) kepada mereka dimana Allah telah memberi karunia kepada Anda wahai para Mukminat berupa pemberian tubuh dan harta Anda (karena uang melacurnya dikembalikan kepada para tentara -penerj) untuk dinikmati dan dipergunakan oleh mereka.
Selain itu, kami mengharapkan saudari zainabiyyah untuk meminta izin pelaksanaan acara itu kepada salah satu perwakilan kami yang kapabel agar diawasi dan diperhatikan oleh para tentara tersebut. Wa Jazakumullahu Khaira Jaza' al-Muhsinin.
(Cap Fatwa Muqtada Ash-Shadr)
Ttd Muqtada Ash-Shadr
23 Syawal 1426 H
Fatwa diatas mengingatkan saya kepada berita yang menyebutkan perkataan Vladimir Putin yang menyuruh warganya (para penganut kristen) untuk memperbanyak anak agar menandingi jumlah kaum Muslimin dengan cara berzina dengan siapa saja! Supaya banyak menghasilkan anak-anak zina dan dengan itu jumlah kaum Kristen bertambah.
Cara yang dipakai orang kafir ini ternyata dipakai juga oleh orang Syiah untuk menandingi jumlah kaum Muslimin yang jauh lebih banyak ketimbang jumlah pengikut sekte sesat Syiah. Melakukan Mut'ah (baca: zina) dimana-mana, bahkan dilakukan dengan berjamaah di tempat ibadahnya mereka, atau bahasa lainnya adalah sex party.
Jika kelak anak-anak hasil mut'ah tersebut lahir, besar kemungkinannya mereka hanya akan menjadi tentara-tentara yang akan membunuh dan menumpahkan darah kaum Muslimin, seperti yang saat ini terjadi di Suriah, dimana para tentara Syiah tersebut masing-masing berasal dari pasukan Alawiyin pemerintahan Bashar Assad, tentara Hizbullah Lebanon dan pasukan Iran.
Kata bang Napi, "Waspadalah", "Waspadalah!"
[muh. Istiqamah/lppimakassar.com/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!