TRIPOLI (Arrahmah.com) - Pesawat tempur Libya tak lagi eksis sebagai kekuatan tempur setelah serangan udara oleh pasukan koalisi internasional, klaim seorang perwira militer Inggris.
Klaim itu datang saat pertempuran sengit terus terjadi di lapangan pada Rabu (23/3/2011), ketika tentara loyalis Gaddafi melanjutkan ofensif mereka terhadap pemberontak anti-pemerintah di negara Afrika Utara itu.
Berbicara kepada wartawan di sebuah pangkalan udara di Italia selatan, dimana pesawat tempur telah beroperasi, Greg Bagwell mengklaim tentara koalisi internasional dapat beroperasi dengan kekebalan hukum di Libya.
"Secara efektif, angkatan udara (Libya) tidak lagi eksis sebagai kekuatan tempur," ujar Bagwell. "Dan sistem pertahanan udara dan jaringan komando dan kontrol Gaddafi sangat terdegradasi ke titik dimana kami dapat beroperasi di wilayah udara dengan impunitas."
Bagwell mengatakan AS, Perancis dan Inggris terlibat dalam serangan yang dimulai pada Sabtu pekan lalu, yang telah menghancurkan sebagian besar angkatan udara Gaddafi.
Bagwell melanjutkan bahwa pasukan koalisi juga menargetkan pasukan darat Gaddafi.
"Kami memiliki pasukan darat di Libya yang secara konstan melakukan pengawasan dan kami siap menyerang setiap kali mereka menyerang atau mengancam warga sipil," klaimnya.
Militer AS menegaskan pada Rabu bahwa pasukan darat yang setia kepada Gaddafi mengancam kota yang dikuasai pemberontak yang saat ini menjadi target serangan udara koalisi.
Namun fakta di lapangan, tentara koalisi internasional tak hanya menghabisi fasilitas militer Gaddafi, serangan mereka juga membunuh anak-anak dan kaum perempuan di Libya. (haninmazaya/arrahmah.com)