Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Desember 2012 09:57 wib
30.484 views
Perbedaan Mukmin dan Kafir Menyikapi Dunia
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam terlimpah untuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Diantara fitnah besar yang telah Allah peringatkan bahayanya adalah fitnah dunia. Banyak orang tertipu, terpedaya, dan hancur karenanya. Bahkan tidak sedikit yang rela menukar iman dan akhiratnya dengan dunia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang kefanaan dan ujung dari kehidupan dunia,
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِراً
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi menjadi subur, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Kahfi: 45)
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)
Allah Tabaraka wa Ta'ala mengajarkan kepada kita tentang hina dan rendahnya kehidupan dunia. Ia hanyalah permainan, lahwun (sesuatu yang sia-sia), dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak. Lalu Allah memberikan tambahan penjelasan melalui pemisalan, yaitu hujan setelah kemarau panjang yang menumbuhkan berbagai tanaman yang hijau lagi memukau. Para petani senang dan berbangga dengan tanamannya. Namun setelah itu tanaman-tanaman hijau tadi mengering dan menguning. Sesudah itu, ia rusak dan hancur.
Jika kehidupan dunia seperti itu, yakni tidak kekal. Maka akhirat berbeda. Akhirat merupakan negeri yang akan mereka datangi. Lalu Allah memperingtakan tentangnya, kalau tidak siksa yang dahysat maka akhirat itu berisi ampunan dan keridhaan dari Allah. "Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya." (QS. Huud: 105-108)
. . . Keindahan dunia yang demikian akan menipu orang-orang kafir dan membuat mereka berbangga dengannya sehingga mereka menjadi orang paling rakus terhadapnya . . .
Orang Kafir Rakus Dunia
Keindahan dunia yang demikian akan menipu orang-orang kafir dan membuat mereka berbangga dengannya sehingga mereka menjadi orang paling rakus terhadapnya. Allah berfirman tentang mereka,
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
"Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 96)
Kerakusan mereka semakin menjadi-jadi saat mereka jauh dari tauhid dan iman; serta tenggelam dalam kesyirikan, syahwat dan maksiat. Padahal tidaklah apa yang diberikan kepada mereka dari kenikmatan dunia, kecuali karena hina dan remehnya dunia di sisi Allah dan sebagai fitnah atas mereka.
فَلا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
"Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." (QS. Al-Taubah: 55)
"Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al- Zukhruf: 33-35)
Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam Sunannya, dari hadits sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'Anhu; Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Kalaulah dunia memiliki nilai seberat sayap nyamuk di sisi Allah, maka orang kafir tak akan diberi minum barang seteguk pun."
Orang Mukmin Menjual Dunia
Kaum mukminin muwahhidin (ahli tauhid) berbeda dengan orang kafir. Kaum mukminin tidak rakus terhadap dunia. Mereka rela memberikannya agar mendapat ganti di akhirat. Bahkan mereka siap menjual dunia –dari jiwa (nyawa) dan hartanya- dengan akhirat. Mereka korbankan dunia mereka untuk mendapatkan kenikmatan akhirat yang abadi lagi kekal.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Baqarah: 207)
Mereka adalah orang-orang mendapat taufiq dari Allah sehingga ringan menjual nyawa mereka dan menyerahkannya untuk mendapat keridhaan Allah dan pahala dari-Nya. Nyawa mereka dihargai murah untuk diserahkan kepada Allah untuk diberikan surga.
. . . orang beriman lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia. Untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. . .
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an." (QS. Al-Taubah: 111)
Al-'Imad ibnu Katsir berkata: "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari jiwa dan harta benda para hamba-Nya yang beriman dengan surga karena mereka telah rela mengorbankannya di jalan-Nya. Ini merupakan karunia, kemuliaan dan kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan al-Bashri dan Qatadah mengatakan: "Allah telah membeli mereka, demi Allah, Dia menghargai mereka sangat mahal."
Al-Hasan berkata lagi, "Dengarkan jual-beli yang menguntungkan yang telah Allah ajak setiap mukmin melakukan jual-beli ini." Dalam perkataan beliau yang lain, "Sesungguhnya Allah telah memberikan dunia kepadamu maka belilah surga dengan sebagiannya." (Dinukil dari tafsir al-Baghawi)
Pada ringkasnya, orang beriman lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia. Untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Lalu kenapa masih ada orang yang bercita-cita masuk surga tapi masih pelit dengan hartanya dan enggan berjihad di jalan Allah? Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!