Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Mei 2012 11:15 wib
16.206 views
Beda Mukmin dan Munafik Sikapi Kontroversi ''Konser Gagal'' Lady Gaga
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Iman merupakan anugerah terbesar yang Allah berikan kepada hamba-hamba piluhan. Tidak diberikan kecuali kepada orang yang dicintai-Nya. Berbeda dengan nikmat dunia, diberikan kepada siapa saja, yang dicintai maupun yang dimurkai. Karenanya sebagai hamba beriman yang telah mendapat limpahan nikmat terbesar ini, kita bersyukur kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As Sunah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 231)
Kesempurnaan nikmat ini, Allah jadikan cinta kepada keimanan dan dijadikan indah dalam diri seorang mukmin. Sebaliknya, segala bentuk kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan, baik terkategori sebagai dosa besar maupun kecil, dijadikan buruk dalam diri seorang mukmin sehingga ia membencinya.
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." (QS. Al-Hujurat: 7)
Imam Ahmad dan al-Tirmidzi meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
من سرته حسناته، وساءته سيئاته فذلك المؤمن
"Siapa yang kebaikan-kebaikannya membuat ia bahagia dan keburukan-keburukannya membaut ia susah, maka orang itu adalah mukmin."
Karenanya, orang-orang beriman pekerjaannya memerintahkan yang baik dan mencegah dari yang munkar.
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Taubah: 71)
Berbeda dengan orang yang palsu imannya (munafikin). Mereka tidak suka dengan perkara ma'ruf, bahkan membenci dan melarangnya. Sebaliknya terhadap kemungkaran mereka bela dan anjurkan. Allah Ta'ala berfirman tentang mereka,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf." (QS. Al-Taubah: 67)
Syaikh al-Sa'di berkata: "Kemudian Allah menyebutkan sifat orang-orang munafik secara umum yang tidak akan keluar darinya orang munafik yang kecil dan yang besar. Lalu Allah berfirman, "mereka menyuruh membuat yang mungkar": perbuatan kufur, fasik dan maksiat. "Dan melarang berbuat yang makruf": yaitu keimanan, akhlak mulia dan amal-amal shalih."
Maka dari sini ada hubungan keimanan dan kemaksiatan. Orang beriman akan berbara' terhadap kemaksiatan. Jika ia melihatnya maka akan berusaha merubahnya sesuai dengan kemampuannya.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
"Siapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya (mencegahnya) kengan tangannya (kekuasannya), jika dia tidak sanggup, maka dengan lisannya (menasihatinya), dan jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya(merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain, "Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka dia seorang mukmin. Siapa yang memerangi mereka dengan lisannya, dia seorang mukmin. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka dia seorang mukmin. Dan sesudah itu tidak ada keimanan walau kecekil biji sawi.”
Hadits di atas menjelaskan, bahwa melakukan hisbah (pengingkaran) atas kezaliman pertanda adanya iman. Sedangkan bentuk pengingkaran paling rendah adalah dengan hati. Dan jika hati tidak mengingkari maka tidak ada keimanan sesudahnya walaupun sekecil biji sawi. Lalu bagaimana dengan orang yang malah membela kemungkaran? Masihkah ada iman dalam hatinya?
Berbeda dengan orang ada penyakit nifak dalam hatinya, terhadap kemungkaran tidak ada kebencian, bahkan dibela mati-matian. Berbagai dalih dimunculkan supaya kemungkaran yang dibenci umat Islam tetap bisa berjalan.
Dari kontroversi konser gagal Lady Gaga yang sedianya berlangsung Ahad depan, 3 Juni 2012, di Geora Bungkarno, dapat kita lihat siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang ada masalah dalam imannya?
Walau masih mungkin orang beriman itu bermaksiat, tapi maksiatnya tidak sampai bersarang dalam hatinya sehingga ia bela mati-matian. Orang beriman jika bermaksiat ia akan merasa tidak nyaman karena keimanananya, sehingga ia bertaubat dari kemaksiatan karena keimanannya tersebut. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!