Senin, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 1 September 2014 15:00 wib
11.756 views
Pertempuran Hebat Kembali Pecah antara Mujahidin Suriah dan Pasukan Assad di Dataran Tinggi Golan
GOLAN, SURIAH (voa-islam.com) - Pertempuran sengit antara pasukan militer rezim Bashar Al-Assad dan mujahidin Suriah kembali pecah di Dataran Tinggi Golan pada hari Senin (1/9/2014), seorang fotografer Reuters mengatakan.
Mujahidin afiliasi Al-Qaidah Suriah, Jabhat Al-Nusrah dan brigade Islam lainnya telah memerangi tentara Suriah di daerah itu dan telah merebut kendali dari persimpangan di Qunaitra, yang dioperasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Tembakan intens dari senjata ringan dan ledakan dari bom mortir serta amunisi lainnya bisa didengar dari sisi perbatasan dataran tinggi stategis yang dikuasai Zionis Yahudi, fotografer itu dilaporkan.
Setidaknya satu tank milik tentara yang setia kepada Presiden Bashar Assad juga terlibat dalam bentrokan dan mujahidin Suriah bisa terlihat beberapa meter dari pagar perbatasan.
Mujahidin Suriah merebut pos perlintasan perbatasan Qunaitra di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah pada hari Rabu setelah pertempuran hebat sebelumnya yang menewaskan puluhan tentara rezim Bashar Al-Assad.
Pada hari Kamis, mujahidin Suriah menahan satu kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB asal Fiji yang berjumlah 44 prajurit di Golan sisi Suriah, mengatakan bahwa penahanan pasukan PBB tersebut demi keamanan mereka ditengah pertempuran yang terjadi antara mujahidin dan pasukan militer Suriah. Kepala militer Fiji mengatakan hari Ahad bahwa negosiasi untuk pembebasan mereka sedang dikejar.
Sementara lebih dari 70 tentara Filipina yang sebelumnya terjebak oleh mujahidin di daerah yang berbeda di sisi Suriah dari perbatasan telah dievakuasi ke tempat yang aman, PBB dan pemerintah di Manila mengatakan.
Belum jelas apakah salah satu dari kedua belah pihak telah memperoleh keuntungan untuk mengontrol perlintasan perbatasan kunci yang dikuasai mujahidin Suriah tersebut.
Zionis Israel merebut Dataran Tinggi Golan dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan meningkatkan pertahanan di daerah itu setelah pecahnya perang sipil Suriah lebih dari tiga tahun yang lalu. (st/tds)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!