Jum'at, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Januari 2011 11:45 wib
12.557 views
Dede Tri Sutrisna: Korbankan Bulan Madu untuk Jihad di Ciketing Bekasi
BULAN MADU bagi pengantin baru menjadi sangat penting untuk awal membangun cinta sejati dalam rumah tangga. Bulan madu akan dikenang sepanjang hayat sebagai momen sangat spesial dalam pernikahan. Demi membela Islam dan menegakkan aturan negara, Dede Tri Sutrisna ikhlas kehilangan indahnya bulan madu dengan istrinya. Ia harus beruzlah di balik jeruji besi sebagai konsekuensi jihad membela Islam, bersama adik kandungnya Kiki Nurdiansyah dan para mujahid lainnya.
Tak banyak yang tahu siapa sejatinya Dede Tri Sutrisna, salah seorang terdakwa kasus Ciketing ini. Media massa luput memberitakan sosok pemuda pemberani berusia 28 tahun ini, karena hanya fokus memberitakan insiden bentrokan ratusan jemaat HKBP yang mengeroyok belasan pemuda muslim.
Dede, demikian ia biasa disapa, baru saja menikahi Putri Eka Pratiwi (26), wanita pujaan hatinya pada 4 Juli 2010 yang lalu. Usai malam pertama, kedua pasangan bahagia ini merencanakan bulan madu di Yogyakarta. Belum sempat berbulan madu, Dede ditahan polisi.
”Saat itu kan abis lebaran. Nah, rencananya, mereka berdua hendak berbulan madu ke kampung asal istrinya di Yogyakarta. Sebelum rencana itu, anak saya sudah ditahan polisi,” kata Murni, ibu kandung Dede.
....Saat itu kan abis lebaran. Nah, rencananya, mereka berdua hendak berbulan madu ke kampung asal istrinya di Yogyakarta. Sebelum rencana itu, anak saya sudah ditahan polisi....
Dede dan istrinya itu, sudah saling mengenal sejak duduk di bangku SD dulu. Cintanya bersemi setelah Dede duduk di STM. Sejak menikah dengan istrinya, Dede tak lagi tinggal bersama kedua orangtua. Mereka tinggal di rumah orangtua istrinya di Mangunjaya 2, Tambun Bekasi.
Penangkapan terhadap anaknya itu yang baru saja menjadi pengantin baru, tentu saja membuat pihak keluarga terpukul, terutama istri yang dinikahi anaknya yang baru saja berjalan dua bulan.
”Saya sempat histeris dan depresi, bahkan hampir pingsan, begitu mendengar kabar anak saya mau dijemput polisi. Termasuk istri anak saya yang baru dinikahinya,” kata Yunus bin Kasen dan Ibu Murni, orangtua Dede yang ditemui voa-islam.com di sela-sela persidangan kasus insiden Ciketing, Kamis (6/1/2010), di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi.
Kepada voa-islam.com, orangtua Dede berkisah, sebelum penangkapan, Dede sebetulnya hendak menghadiri acara halal bihalal ke rumah kawannya, Ismail di sekitar wilayah Bekasi. Tiba-tiba Ade Firman –juga terdakwa kasus Ciketing– menghubungi Dede dan lima orang teman lainnya lewat telepon seluler, untuk berkumpul di kediaman Ade Firman. Dede pun merapat, sedangkan Kiki menyusul dengan menggunakan motor Honda Tiger milik abangnya.
”Yang saya tahu, Dede itu selalu pergi ke Masjid Darul Muttaqin, tak jauh dari rumah. Ia juga punya tim marawis untuk mengarak pengantin dan kegiatan keagamaan Islam. Selain bekerja di sebuah pabrik di Bekasi, anak saya juga mengajar marawis. Sejak ditahan polisi, Dede sudah otomatis PHK dari tempatnya bekerja. Untungnya istrinya bekerja di sebuah perusahaan mebel.”
Sehari pasca insiden Ciketing, pada hari Senin Dede masih tetap berangkat bekerja ke Cikarang. Sebelum pulang ke rumah, kediaman orang tua Dede sudah disatroni banyak polisi, sekitar 11 mobil unit polisi. Polisi yang datang itu mulai menginterogasinya ihwal di mana anaknya bekerja.
”Saya kemudian menelpon anak saya, dan memberi tahu bahwa di rumah banyak polisi yang mencari. Tepat pukul 18.00 WIB, anak saya pulang dan langsung dibawa polisi ke tahanan Polda. Saya sendiri, tidak memberitahu istrinya agar tidak sok mendengar kabar mengejutkan itu,” ujar ibu Murni.
Bagaimana dengan istrinya? ”Istrinya tersentak, begitu tahu suaminya ditangkap. Rupanya, surat panggilan penahanan justru dikirim ke alamat istri, bukan ke rumah orang tuanya,” kata sang ibu.
Kini, Murni, ibunda Dede, sudah memasrahkan segalanya dengan Allah Yang Mahakuasa. Ia bangga bahwa kedua anaknya, Dede Tri Sutrisna dan Kiki Nurdiansyah, yang merupakan abang-adik, sudah berjuang untuk Islam.
....Anak saya Dede dan Kiki adalah pejuang, bukan kriminil, kata Bu Murni dengan mata berkaca-kaca....
”Anak saya Dede dan Kiki adalah pejuang, bukan kriminil,” kata Bu Murni dengan mata berkaca-kaca. Orang tua Dede berharap, Dede dibebaskan dari jeratan hukum. Setidaknya mendapat keringanan.
Selamat berjuang mujahidku. Insya Allah Dia akan mengganti semua pengorbananmu dengan keberkahan yang jauh lebih besar. Besar pahalamu di surga, insya Allah sebesar pengorbananmu di jalan-Nya yang ikhlas kehilangan bulan madu dan momen pengantin baru. [taz, desastian/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!