Ahad, 15 Jumadil Akhir 1446 H / 24 Juni 2012 19:13 wib
46.253 views
Eksklusif bersama Ustadz Ihsan Tandjung: Sudah Sedekat apakah Kiamat?
JAKARTA (voa-islam.com) - Ustadz Muhammad Ihsan Tandjung dikenal sebagai pemerhati fenomena akhir zaman. Sudah banyak cermah-ceramah di berbagai kesempatan yang ia sampaikan berkaitan dengan akhir zaman.
Hingga kini, muballigh kelahiran Kuala Lumpur, Malaysia tahun 1961 ini masih terus istiqomah berdakwah dan aktif menulis serta menjadi narasumber. Selain itu, alumnus Fakultas Psikologi dan Sastra Inggris UI ini juga memimpin sebuah situs bernama www.bolehjadikiamatsudahdekat.com.
Alhamdulillah, disela-sela usai menyampaikan kajian di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada hari Ahad (17/6/2012), redaksi voa-islam.com berhasil mewawancara ustadz yang telah memiliki 4 orang cucu ini. Berikut kutipan wawancara tersebut.
Sebagai ulama yang concern tentang fenomena akhir zaman, apalagi ustadz membuat website dengan nama boleh jadi kiamat sudah dekat, memang sudah sedekat apa sih kiamat itu?
Kalau pertanyaan sedekat apa ini, dimaksudkan untuk menetapkan jadwalnya kita jelas dan dengan tegas menjawab wallahu a'lam bisshawab, karena begitulah Allah mengatakan didalam Surat Al Ahzab ayat 63
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah...”
Jadi kalo pertanyaan sedekat mana itu dalam kaitan menuntut jawaban tahun, bulan, apalagi tanggal kita tidak bisa menjawab, jangankan kita sedangkan Nabi Muhammad saja mengenai kapan jelasnya akan terjadi, kapan dengan jelasnya secara spesifik hari kiamat? tidak mengetahui.
Satu-satunya hadits yang menjelaskan itu hanya HR Imam Bukhari yang menjelaskan harinya yaitu hari Jum’at, tetapi hari jumat yang mana? wallahu a’lam.
Akan tetapi kenapa kita memberi judul website www.bolehjadikiamatsudahdekat.com, itu sebagian informasi dari Allah, Allah sndiri myampaikan dalam ayat kelanjutannya.
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“ …Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya." (Q.S. Al Ahzab : 63).
Tidak ada yang tau kapan hari kiamat mengenai hari tersebut, tidak akan ada yang bisa mengetahui. Terdapat dua pesan dalam dalil tersebut; disatu sisi pesan supaya kita tidak menjadi orang sok tahu, sehingga kalau ditanya orang kapan hari kiamat? maka kita harus menjawab “wallahu a’lam bisshawab.”
Disisi lain, bahwasanya kita harus menghayati bahwa kiamat itu sudah dekat, sedikit lagi akan terjadi hari kiamat, waktunya relatif tetapi dengan Allah mengatakan bahwa kiamat itu dekat. Nabi mengisyaratkan dengan dua jari telunjuk dengan jari tengah yang dirapatkan. Jari telunjuk saat mengisyaratkan Nabi diutus dan jari tengah menandakan hari kiamat. Nabi mengisyaratkan bahwa jaraknya itu mepet. Padahal sekarang sudah 15 abad saat Nabi wafat sampai sekarang.
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ -وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
“Aku diutus, & kiamat (demikian dekat) sebagaimana (dekatnya) dua jari ini.” Beliau rapatkan jari telunjuk & jari tengah. (H.R. Muslim)
Itu menandakan soal waktu itu relatif. Seorang yang beriman harus siap bersiaga menghadapi kapan itu hari kiamat? Harus selalu memiliki penghayatan yang dalam, siap siaga.
Tanda-tanda kiamat apa yang paling jelas yang telah muncul?
Tanda-tanda yang sangat jelas sekali adalah tanda yang jika kita kaitkan dengan hadis riwayat imam Ahmad mengenai ringkasan sejarah umat Islam. Adanya lima babak perjalanan sejarah umat Islam kenabian, dimana Nabi mengisyaratkan lima babak, era khilafah, mulkan ‘adhon, para pemimpin menggigit yang memaksakan kehendak mereka.
Babak satu dua dan tiga sudah lewat dan sekarang kita berada dibabak keempat, babak mulkan jabariyah, babak para pemimpin yang memaksakan kita.
تَكُونُ فِيكُمُ النُّبُوَّةُ مَا شَاءَ الله أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، ثُمَّ تَكُونُ مَا شَاءَ الله أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا، فَتَكُونُ مَا شَاءَ الله أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ الله أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونَ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ، ثُمَّ سَكَتَ
"Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (H.R Ahmad)
Kita sudah dibabak keempat, coba anada bayangkan, apa nggak dekat tuh? Tinggal satu babak lagi yang akan kita songsong, yaitu babak kelima yaitu khilafatun ‘ala minhajin nubuwah dari hadis tersebut saya menyadari bahwa sudah sangat di ujung sekali kiamat .
Bahwa peralihan babak keempat ke babak kelima itu tidak mungkin hanya mengandalkan berunding di meja, antara pemimpin muslim dengan pemimpin kafir...
Saya tidak yakin pada babak keempat dengan menggunakan perundingan, tetapi dengan dakwah wal Jihad. Mirip dengan babak keempat ini yang Nabi ibaratkan dengan soal lubang biawak.
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ, حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ, اَلْيَهُوْدَ وَ النَّصَارَى؟ قَالَ فَمَنْ ؟
“Kalian sungguh-sungguh akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampaipun seandainya mereka masuk ke lubang dhabb,niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya”, kami bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah mereka yang dimaksudkan itu Yahudi dan Nashrani ?” beliau menjawab : “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (H.R. Bukhari-Muslim)
Kita telah lihat babak kesatu, kedua, ketiga. Nah realita umat Islam memiliki pemimpin silih berganti, umat Islam memiliki benang merah, yakni mereka berusaha menjadikan Islam menjadi peñata kehidupan dan bernegara.
Sekarang yang menjadi global leader Eropa dan Amerika, dengan tampilnya Eropa dan Amerika, tidak dapat diartikan lain kecuali Yahudi dan Nasrani.
Sudah banyak yang masuk kedalam lubang biawak tetapi tidak sadar-sadar. Kondisi seperti ini semestinya menyadarkan kita bahwasanya sudah krusial sekali kita berada dibabak keempat dan berarti kita harus bersiap-siap, kita harus siap-siap menghadapi babak ke empat.
Bahwa peralihan babak keempat ke babak kelima itu tidak mungkin hanya mengandalkan berunding di meja, antara pemimpin muslim dengan pemimpin kafir, kemudian pemimpin kafir berkata; “ah saya sudah bosan memimpin, gantian nih giliran kalian yang memimpin,” ini tidak mungkin.
Atau mengandalkan kotak suara? Karena ini permainan mereka Al Yahud dan Nashara sudah terbukti, ini tidak mungkin! Karena ini permainan mereka, manipulasi mereka di Aljazair, Palestina dan Mesir yang sekarang-sekarang ini.
Tidak bisa tidak, kita harus mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dakwah dan jihad, red). Cuma masalahnya, jangan kemudian sedemikian cinta dengan jihad, sedemikian cintanya dengan mati syahid, lalu berfikiran jadwalnya boleh kita yang menentukannya sendiri .
Saya termasuk orang yang pesimis dalam konteks Indonesia ini akan ada front jihad, karena apa? karena Indonesia ini terlalu ‘seksi’ untuk dibuat front jihad. Terlalu banyak SDA di Indonesia, jika mereka mengintervensi Indonesia, mereka yang rugi.
Mereka lebih senang Indonesia dihuni dengan muslim-muslim yang lebih berat ke arah- arah munafiqun, bukan mukminun apalagi mujahidun. Bersambung…. [MJ/Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!