Kamis, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 6 Maret 2014 09:36 wib
28.820 views
Ikhwan Menjadi Monster Menakutkan Bagi Arab Saudi, UEA, dan Bahrin
RIYAD (voa-islam.com) - ‘Trio’ Negara Dewan Teluk yaitu, yaitu Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab,tingkat kebencian dan permusuhan mereka sudah sampai ke ‘ubun-ubun’ terhadap Qatar.
Karena, Qatar dianggap lebih ‘dekat’ dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin. Di mana salah seorang ulama terkemuka, DR.Yusuf Qardhawi, yang mengkritik keras rezim junta militer Mesir, yang dipimpin Marsekal Abdul Fattah al-Sissi, dilindungi oleh Qatar.
‘Trio’ Negara Teluk itu, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, ketigannya menarik Duta Besar mereka dari Qatar. Ini benar-benar langkah yang sangat mengejutkan.
Para pemimpin ‘Trio’ Negara Teluk itu, ketika memutuskan menarik Duta Besar mereka dari Qatar, mengatakan langkah itu diambil bertujuan “melindungi keamanan dan stabilitas”, ujar salah seorang pejabat yang hadir dalam pertemuan itu, kepada Saudi Press Agency.
‘Trio’ Negara Teluk itu juga menuduh, bahwa Qatar tidak “berkomitmen penuh pada prinsip enam - anggota Dewan Negara-Negara Teluk ( GCC ), tegas para pemimpin Teluk. ‘Trio’ Negara Teluk itu menuntut kepada “Qatar harus mengambil langkah yang tepat menjamin keamanan negara-negara GCC”, tambahnya.
Keputusan para raja, dan emir itu, digambarkan sebagai "badai" oleh para menteri luar negeri dari GCC di Riyadh, menurut Agence France - Presse, Selasa/5/3/2014. Betapa mereka telah mengambil tindakan yang sangat dramatis dengan keputusan yang diambil oleh 'Trio' Negara Teluk.
Menteri Luar Negeri ‘Trio’ Negara GCC mengatakan mereka bertemu di Riyadh mencoba membujuk Qatar mengimplementasikan perjanjian. “Namun sayangnya , upaya ini tidak menghasilkan kesepakatan apapun, di mana diminta Qatar mematuhi langkah-langkah ini , yang mendorong tiga negara memulai apa yang mereka lihat sebagai diperlukan, yaitu melindungi keamanan dan stabilita. Kemudian, ‘Trio’ Teluk itu menarik duta besar mereka dari Qatar mulai sejak Rabu, 5 Maret 2013, " kata pernyataan itu.
Nampaknya, sesudah rezim junta militer di Mesir, mengumumkan bahwa Ikhwan sebagai organisasi ‘teroris’, dan Mesir meminta semua negara Teluk, melarang dan memberangus Ikhwan, dan bahkan pemerintah Mesir, menuntut ekstradisi kepada Qatar terhadap DR.Yusuf Qardhawi, karena dianggap sangat keras mengkritik terhadap junta militer Mesir.
Sebelumnya, Arab Saudi sudah mengancam akan menutup perbatasan dengan Qatar, karena Qatar menolak memberangus terhadap gerakan Ikhwan. Ini sikap yang sangat jelas dari penguasa Arab yang terang-terangan ‘memerangi’ Harakah Islamiyah, seperti Ikhwan yang berjuang sejak lahirnya, memerangi Zionis-Israel.
Karena memang para penguasa Arab, tak lain, mereka ini hanyalah para ‘begundal’ Zionis-Israel. Sehingga, mereka ikut memerangi harakah-harakah yang memusuhi Zionis-Israel.
Sikap yang sangat keji oleh ‘Trio’ Teluk itu, tercermin terhadap Yaman, di mana kelompok Syiah Houti sudah mendekati ibukota Sana’a. Pemimpin kabilah terbesar di Yaman, Hashid, al-Ahmar, meminta bantuan kepada Arab Saudi, tetapi Kerajaan Arab Saudi menolak, dan bahkan meminta agar al-Ahmar lebih dahulu memerangi Ikhwan.
Begitu kejinya para pemimpin Arab itu. Mereka lebih takut terhadap Ikhwa dibanding dengan Syi’ah dan Zionis-Israel. Padahal, Syi’ah dan Zionis telah melakukan kolaborasi bersama dengan dukungan Amerika menghancurkan Muslim Sunni. Tetapi,mereka lebih takut terhadap Ikhwan.
Respon Qatar
Qatar menanggapi penarikan para Duta Besar ‘Trio’ negara Teluk itu, dengan menyatakan, sangat terkejut, dan menyesalkan atas tindakan ‘Trio’ Teluk itu. Dalam pernyataan resminya, kabinet Qatar mengatakan mengakui adanya perbedaan dengan Saudi , UEA dan Bahrain, tentang isu-isu regional, ungkap pejabat Qatar.
“Kami mengikuti dengan keprihatinan implikasi dari penarikan Duta Besar itu”, kata juru bicara parlemen Kuwait Marzouq al-Ghanim, menurut kantor berita negara KUNA. Khaled Almaeena, seorang analis Saudi, mengomentari situasi yang terjadi, mengatakan itu adalah “Hari yang menyedihkan” bagi Teluk.
Almaeena menambahkan bahwa negara-negara Teluk menghadapi hubungan yang sangat sulit diselesaikan di masa lalu, di mana Qatar merupakan pendukung Presiden Mursi dari Ikhwanul Muslimin yang digulingkan oleh junta militer dibawah Marsekal Abdul Fatah al-Sisi, sementara negara-negara GCC mendukung pemerintah junta militer yang membunuhi ribuan pendukung Mursi secara keji, dan ini merupakan bentuk ‘genosida’ (pembantaian massal).
Negara-negara GCC mengerahkan usaha besar-besaran membujuk Qatar pada semua tingkatan menyepakati kebijakan ... non - interferensi , langsung atau tidak langsung , dalam urusan internal setiap negara anggota , kata pernyataan itu .
‘Trio’ Negara-negara Teluk meminta Qatar, yang menjadi pendukung Gerakan Ikhwanul Muslimin yang dilarang di sebagian besar negara-negara Teluk , “tidak mendukung partai yang bertujuan mengancam keamanan dan stabilitas dari setiap anggota GCC”, tambahnya.
Negara-negara Teluk meminta komitmen Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani prinsip-prinsip yang sudah menjadi kesepakatan dalam KTT yang diadakan di Riyadh pada bulan November dengan Emir Kuwait dan Raja Saudi.
Di mana para Emir, Raja,dan Perdana Menteri, merekka menggigil, melihat Jamaah Ikhwan, yang mendapatkan didukungan rakyat negara-negara Teluk, sementara Emir, Raja, dan Perdana Menteri dibenci oleh rakyat mereka, karena mereka tidak melindungi rakyatnya, dan justru menjadi pelindung Zionis-Israel dengan membunuhi dan memenjarakan rakyat mereka.
Begitulah sikap mereka terhadap sebuah 'harakah' yang ingin menegakkan kedaulatan Islam. Mereka sampai mengambil tindakan pemutusan hubungan diplomatik, hanya kesalahan Qatar berhubungan dengan Ikhwan. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!