Jum'at, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Maret 2011 23:00 wib
4.777 views
Takut Resolusi PBB, Libya Akhirnya Nyatakan Gencatan Senjata
LIBYA (voa-islam.com) - Entah takut resolusi terbaru PBB yang mendukung zona larangan terbang serta pengambilan semua tindakan yang diperlukan demi melindungi penduduk sipil, atau sengaja untuk mengulur waktu, pemerintah Libya akhirnya setuju untuk segera mengadakan gencatan senjata dengan pihak oposisi, sebuah langkah yang sangat berbeda denga apa yang dikatakan Muammar Kadhafi sebelumnya.
Pemerintah Libya telah mengumumkan akan menghentikan semua operasi militer di negara itu beberapa jam setelah Dewan Keamanan PBB mendukung sebuah zona larangan terbang di negara tersebut.
Moussa Koussa, menteri luar negeri Libya, mengatakan pemerintahnya berkepentingan dalam melindungi seluruh warga sipil dan asing, dalam sebuah pernyataan televisi pada hari Jumat (18/03/2011).
"Kami memutuskan gencatan senjata segera dan menghentikan semua operasi militer segera," katanya, menambahkan "[pemerintah Libya] mempunyai simpati yang besar dalam melindungi warga sipil."
Koussa mengatakan karena negaranya adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa maka hal itu adalah "wajib untuk menerima resolusi Dewan Keamanan PBB".
Tapi Anita McNaught, koresponden Al Jazeera di Tripoli mengatakan pernyataan itu "dibuat sangat hati-hati... sangat disengaja, hampir sesuai ketentuan hukum".
"Firasat saya adalah bahwa itu adalah upaya untuk mengulur waktu karena orang-orang Libya saya pikir telah benar-benar terkejut oleh kebangkitan tiba-tiba sebuah konsensus [internasional] dengan tindakan."
..Kami memutuskan gencatan senjata segera dan menghentikan semua operasi militer segera..
Pengumuman terbaru itu kontras dengan komentar sebelumnya oleh pemimpin negara Libya, Muammar Kadhafi, yang memperingatkan penduduk Benghazi, kubu pemberontak di timur, bahwa pasukannya akan menunjukkan "tidak ada belas kasihan" dalam sebuah serangan yang akan datang di kota itu.
"Kami akan melacak mereka [para pejuang anti Libya], dan mencari mereka, gang demi gang, jalan demi jalan," katanya dalam pidato radio pada hari Kamis.
Inggris dan Prancis "hati-hati"
Tony Birtley, wartawan Al Jazeera di Benghazi, mengatakan pejuang pro-demokrasi disana menyambut positif tapi berhati-hati tentang gencatan senjata.
Prancis juga mengatakan negara tersebut tetap waspada.
..gencatan senjata akan dinilai oleh "tindakannya, bukan kata-katanya..
"Kami harus sangat berhati-hati. Dia [Kadhafi] sekarang mulai takut, tapi di lapangan ancaman tidak berubah," kata Bernard Valero, jurubicara kementerian luar negeri kepada kantor berita Reuters.
David Cameron, perdana menteri Inggris, merespon Kadhafi mengatakan gencatan senjata akan dinilai oleh "tindakannya, bukan kata-katanya".
"Yang benar-benar jelas adalah resolusi Dewan Keamanan PBB
mengatakan ia harus menghentikan apa yang dia lakukan, menyiksa rakyatnya.
"Jika tidak, semua tindakan yang diperlukan bisa menyusul untuk membuatnya berhenti, "katanya kepada BBC.
"Itulah yang kami sepakati tadi malam, itulah yang kita
persiapkan dan kami akan menghukum dia atas apa yang dia lakukan. "
Sebelumnya Cameron mengatakan Inggris akan mulai mengirim jet tempur dan pesawat pengintai ke pangkalan-pangkalan militer di Mediterenia dalam persiapan untuk zona larangan terbang.
Berbicara kepada parlemen ia mengatakan jet Tornado dan Typhoon akan dikerahkan dalam waktu dekat bersama dengan pesawat pengintai dan pesawat isi ulang bahan bakar.
"Persiapan untuk menggunakan pesawat ini sudah dimulai dan pada jam-jam yang akan datang mereka akan pindah ke pangkalan udara dari mana mereka dapat mulai mengambil tindakan yang diperlukan," katanya.
..Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi otorisasi zona larangan terbang di atas Libya dan "semua tindakan yang diperlukan..
Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi otorisasi zona larangan terbang di atas Libya dan "semua tindakan yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil pada Kamis (17/0/2011)malam.
Intervensi tersebut, yang diharapkan akan diberlakukan oleh Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Norwegia dan Qatar, melarang pesawat militer terbang di wilayah udara Libya, tetapi tidak untuk pesawat komersial atau penerbangan kemanusiaan.
Paul Brennan, koresponden Al Jazeera' di London, mengatakan persiapan militer oleh pasukan internasional akan terus berlanjut tanpa peduli atas pengumuman Koussa.
"Ini bisa membuat lebih sulit untuk benar-benar melancarkan serangan, tetapi dari ide atas persiapan tersebut saya tidak berpikir itu akan membelokkan pasukan koalisi sama sekali.
"Apa yang mereka perlu lakukan pada tahap awal adalah mendapatkan kekuatan dalam posisi sehingga mereka dapat menegakkan zona larangan terbang sebagaimana diizinkan oleh Dewan Keamanan PBB.
"Di beberapa titik mereka akan memutuskan apakah mereka akan menyerang pasukan di lapangan dan itu akan tergantung pada apa pasukan Kadhafi lakukan."
Eurocontrol, lembaga lalu lintas udara Eropa mengatakan, sebelumnya pemerintah Libya telah menutup wilayah udaranya untuk lalu lintas semua penerbangan sebagai tanggapan terhadap resolusi PBB. (aa/aje)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!