Sabtu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 21 Juni 2014 16:37 wib
12.063 views
Alumni MUDI Mesra Samalanga, Pimpinan LPI Achehnese Norwegia
NORWEGIA (voa-islam.com) - LPI Achehnese Norway Al Aziziyah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam di Norwegia. Lembaga pendidikan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Qadir Bin Tengku Hasballah. Lelaki kelahiran Mns. Cut Kecamatan Nisam. Diawal tahun 1959 beliau ini merupakan salah satu murid Tgk H Abdul 'Aziz atau Abon Samalanga.
Setelah beberapa tahun menimba ilmu di MUDI Mesra beliau hijrah ke negeri jiran Malaysia. Pada tahun 1986 beliau ikut latihan militer di Libya, dan kembali lagi kesana tahun 1988 sebagai pelatih dan guru agama kepada angkatan berikutnya. Dan pada awal tahun 2004, beliau mendapatkan suaka politik di Norwegia dikarenakan ancaman keselamatan di Malaysia.
Setelah beberapa tahun menimba ilmu di MUDI Mesra akhirnya beliau tamat pada tahun 1983. Juga pada tahun yang sama beliau terpaksa hijrah ke negeri jiran Malaysia perihal Gerakan Acheh Merdeka.
Tahun 1986 beliau ikut latihan militer di Libya, dan kembali lagi kesana tahun 1988 sebagai pelatih dan guru agama kepada angkatan berikutnya.
Awal tahun 2004, beliau mendapatkan suaka politik di Norwegia dikarenakan ancaman keselamatan di Malaysia.
Pengajian Acheh Ada 51 anak asal Serambi Mekkah di bawah umur 20 tahun yang sudah terdaftar sebagai murid di pengajian ini. Dan mereka mendapatkan pendidikan agama yang sama seperti halnya anak-anak Acheh di balai-balai pengajian di kampung. Sementara ini baru ada 4 kelas dan tiap-tiap murid yang menempati kelas tertentu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Kegiatan pengajian dilakukan setelah mereka selesai belajar di sekolah masing-masing, yaitu mulai jam 16.00 s/d jam 19.00 setiap hari selasa, rabu dan jum'at. Sementara hari sabtu mulai jam 15.00 s/d jam 19.00, anak-anak belajar bahasa arab yang diajarkan oleh seorang guru asal Yaman, Ustaz Malik, secara sukarela. Di waktu yang sama, yaitu hari sabtu, Tengku Abdul Qadir mengajarkan kitab-kitab kuning kepada orang dewasa sampai para murid selesai belajar bahasa arab.
Setelah mengantar pulang anaknya masing masing, kaum lelaki melanjutkan dengan berbagai kegiatan islami lainnya dan belajar 'meudikee' disaat akan bulan maulid. Hari minggu juga ada kegiatan untuk anak-anak yaitu belajar bahasa Inggris, yang diajarkan oleh H. Zulkifli Abda asal Peureulak dan dibantu oleh Hadijah Ramli.
Bahasa Norwegia adalah bahasa utama di negara ini, sementara bahasa inggris adalah bahasa kedua. Anak-anak juga mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Acheh di hari minggu dari seorang guru Sulaiman Ilham. Sementara orang dewasa belajar kitab-kitab kuning. Semua kegiatan di hari minggu berlangsung di balai kota Gausel Bydelshus, Mesjid Turki yaitu Mesjid Mevlana Moske'.
Ada beberapa bangsa yang terdaftar di masjid ini, diantaranya bangsa Turki sendiri, Aceh, Chechen, dan beberapa keluarga muslim asal Sri Lanka. Tetapi hanya warga Aceh saja yang banyak mengisi masjid ini dengan berbagai kegiatan islami. Tidak hanya kegiatan belajar mengajar tetapi juga perayaaan hari-hari besar seperti Zikir Maulid Nabi di bulan Rabiul awal, dan Takziyah kepada ulama aceh seperti pada hari wafatnya Abu Panton.
Sementara bangsa lainnya hanya mengisi masjid dengan shalat berjamaah, shalat dua hari raya dan rapat tahunan. Pimpinan masjid memberikan kepercayaan kepada Tengku Abdul Qadir dan memberikan kunci hingga beliau bebas keluar masuk masjid dengan berbagai kegiatan. Tengku Abdul Qadir juga merupakan imam kedua di masjid tersebut.
Tenaga Pembantu Untuk melancarkan kegiatan pengajian tersebut, Tengku Abdul Qadir Hasballah di bantu oleh para murid angkatan pertama yang lebih dulu belajar dari beliau. Juga di bantu oleh dua orang wali murid yang piket pada hari tertentu secara bergiliran.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga pengajar, Tengku Abdul Qadir Hasballah juga telah mengirim dua putrinya untuk mendalami ilmu agama ke Pasantren MUDI Mesjid Raya Samalanga. Keduanya yaitu Mahyuni Abdul Qadir dan Hijrah Abdul Qadir. Mereka sudah berada di Dayah MUDI selama setahun lebih.
Upaya peningkatan mutu dan motivasi belajar, pada hari Minggu, 22 Juni 2014 para murid LPI Achehnese Norway al-Aziziyah mengikuti aneka perlombaan atau Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang ke-II. Musabaqah kali ini merupakan musabaqah yang kedua setelah pertama diadakan pada tahun 2012 yang lalu. Adapun jumlah peserta yang akan ikut serta dalam MTQ kali ini mencapai 45 peserta. Mereka terbagi dalam empat grup sesuai dengan kelas masing-masing. [martunis nisam/adivammar/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
- Dalam 2 Tahun, BPK RI Menemukan 7 Temuan Masalah Pemprov DKI Senilai 1,5 Triliun
- Kegembiraan dan Dukungan Ustadz Abu Bakar Ba'syir atas Kemenangan ISIS di Iraq
- Suryo Prabowo: Gus Dur Pecat Wiranto Karena Melanggar HAM
- Ustadz Khoiron Syu'aib, 30 Tahun Berdakwah di Lokalisasi
- Ketua FPOR Edy Mulyadi : Kampanye Negatif Obor Rakyat ke Polisi Melanggar Kebebasan
- Jokowi : Mulai Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri Non Muslim, Demi Bhineka Tunggal Ika
- Jokowi dan Para Pendukungnya Hakekatnya Benci, Memusuhi Umat Islam
- Sebut 'Bajingan', Wimar Witoelar Harus Minta Maaf Pada PP Muhammadiyah